Kurau, Bangka Tengah  (Antaranews Babel) - Balai Perhutanan Sosial Wilayah Sumatera mengajak masyarakat Bangka Belitung memanfaatkan hutan guna menjaga kelestarian lingkungan dan menambah pendapatan dengan mengelolanya sebagai destinasi wisata.

"Saat ini pemanfaatan hutan bisa dikelola oleh masyarakat, baik diperuntukkan sebagai hutan desa, hutan kemasyarakatan, hutan tanaman rakyat ?dan hutan kemitraan," kata Kepala Balai Perhutanan Sosial Wilayah Sumatera Sahala Simanjuntak, saat meninjau hutan mangrove di Desa Kurau Barat, Bangka Tengah, Kamis.

Ia mencontohkan pemanfaatan hutan, masyarakat bisa belajar dari HKM Gempa 01, kelompok masyarakat yang mengelola kawasan mangrove di Desa Kurau Barat menjadi destinasi wisata mangrove.

"Masyarakat bisa meniru kelompok masyarakat HKM Gempa 01 Desa Kurau Barat, Kabupaten Bangka Tengah, dalam mengelola kawasan hutan dan lingkungan. Selain menjadikan kawasan mangrove sebagai objek wisata, di sini mereka juga menjaga dan melestarikan mangrove," ujarnya.

Baca juga: KLHK: Pemanfatan hutan sosial di Babel masih sangat rendah

Sementara Penggagas HKM Gempa 01, Yasir mengatakan, sejak 2005 Ia bersama temannya mulai memperhatikan kawasan mangrove yang mulai rusak.

Melihat kondisi mangrove yang terlihat banyak kerusakan, pihaknya mengajukan izin pinjam pakai ke pemerintah. Permohonan izin tersebut baru disetujui di tahun 2016.

"Permohonan izin dari kami baru keluar 2016. Dan kami baru membuka tempat ini untuk wisata pada tahun 2017. Alhamdulillah sudah banyak yang berkunjung, baik wisatawan lokal ?maupun mancanegara," ujarnya.

Menurut Yasir, pihaknya akan menjadikan mangrove munjang sebagai tempat wisata, konservasi, edukasi dan jasa lingkungan. Di setiap hari selalu ada wisatawan yang berkunjung, bahkan dihari libur jumlah pengunjung mencapai 1.000-2.000 pengunjung.

"Kami ingin menjadikan mangrove munjang sebagai tempat konservasi, edukasi dan jasa lingkungan. Karena itu kami ingin pemerintah mendukung pengembangan wisata mangrove ini," harapnya.

Kawasan seluas 213 hektar ini baru dikelola kurang lebih 3 hektar. Di areal trek darat 300 meter, areal konservasi kepiting, bakau dan udang ada 5 tempat. Pondokan ada 3 dan 1 pondok ketam untuk Anak-anak beristirahat.

"Ada 40 jenis mangrove disini. Ada juga arena outbond, sepeda gantung, pelampung dan arena swa foto yang menjadi tempat wisata bagi masyarakat," ujarnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018