Jakarta (Antaranews Babel) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat 47 poin menjadi Rp14.328 dibanding posisi sebelumnya Rp14.375 per dolar AS.

Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada di Jakarta, Senin, mengatakan, masih adanya potensi pelemahan pada dolar AS, terutama dengan pelemahan pada beberapa data ekonomi AS membuat rupiah kembali terapresiasi.

"Masih meningkatnya klaim pengangguran yang dibarengi dengan tingginya angka pengangguran dan kenaikan angka inflasi serta pertumbuhan angka gaji di bawah perkiraan sebelumnya, diharapkan dapat menjadi faktor penyeimbang untuk mempertahankan Rupiah di zona hijaunya," ujar Reza.

Rupiah pada Senin ini diperkirakan akan bergerak di kisaran Rp14.378 hingga Rp14.359 per dolar AS.

Sebelumnya, pada akhir pekan lalu, rupiah mampu bergerak positif, bahkan melampaui target resisten Rp14.395 menuju ke Rp14.365-Rp14.363 per dolar AS meski diiringi masih adanya kekhawatiran pasar terhadap imbas perang dagang yang dapat meningkatkan permintaan atas mata uang "safe haven".

Di sisi lain, sejumlah mata uang lainnya terlihat menguat setelah pelaku pasar menahan diri terhadap dolar AS jelang dirilisnya data-data ketenagakerjaan.

Bahkan berkebalikan dengan kekhawatiran yang terjadi di dalam negeri, sejumlah mata uang lain juga menguat terhadap yuan China seiring kekhawatiran adanya perang dagang dapat menghalangi akselerasi pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Akibatnya, rupiah pun di pasar spot valas ikut terimbas naik seiring dengan pelemahan yuan dan dolar.

Senada dengan rupiah, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin  dibuka menguat sebesar 24,95 poin atau 0,44 persen ke posisi  5.719,86. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak naik 6,31 poin (0,7 persen) menjadi 901,69.

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018