Sungailiat  (Antaranews Babel) - Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) bekerjsama dengan Komisi III DPRD Kabupaten Bangka menelusuri limbah hitam yang mencemari pesisir pantai di Sungailiat.

"Kami akan segera menelusuri asal limbah hitam ini, apakah dari aktifitas tambang atau yang lainnya," kata Kepala Seksi Penegakkan Hukum Limbah B3 dan Pengaduan BLH Provinsi Kepulauan Babel, Budiman Syahbani, di Sungailiat, Rabu.

Dikatakannya, guna menindaklanjuti masalah ini pihaknya akan segera menyurati perusahaan tambang yang ada terkait kapal yang beraktifitas di wilayah itu.

Penelusuran limbah seperti oli bekas tersebut juga akan bekerjasama dengan laboratorium supaya benar-benar bisa dipastikan apa jenis limbah yang mencemari pesisir pantai.

"Kami akan sesegera mungkin berkoordinasi dengan laboratorium, hanya saja limbah ini sudah mengendap di pasir jadi sulit diambil sampel airnya," ujar Budiman.

Dia mengakui penelusuran itu dilakukan berdasarkan adanya laporan masyarakat, khususnya nelayan setempat tetapi juga perintah langsung Gubernur Provinsi Babel setelah menerima laporan warga.

Sedangkan, Ketua Komisi III DPRD kabupaten Bangka, Hendra Yunus mengatakan, limbah yang mencemari empat pesisir pantai akhir-akhir ini memang menjadi perhatian, apalagi hal itu merugikan masyarakat nelayan.

"Indikasi pencemaran dan sumber pencemaran masih ditelusuri. Apakah dari aktivitas penambangan atau dari kapal kandas. Kami meminta BLH menelusuri ini sesegera mungkin," katanya.

Hendra yang didampingi Wakil Ketua Komisi III, Sukidi Tamis mengemukakan, BLH juga harus berkoordinasi dengan perusahaan tambang agar mengawasi aktivitas tambang di laut, baik kapal pengeruk maupun isap yang kemungkinan menjadi penyebab pecemaran dari aktivitas penambangan.

Dia mengharapkan, pihak terkait memperhatikan ini karena telah merusak lingkungan serta merugikan nelayan dan dunia pariwisata.

"Mudah-mudahan ini tidak terulang. Kita juga berencana ke Dirjen Gakkum KLH dan Kehutanan melalui koordinasi Pemprov Babel. Siapa tahu berulang lagi karenanya harus diantisipasi mengingat dampaknya besar, apalagi bagi pengembangan sektor pariwisata," kata Hendra.

Pewarta: Dwi HP

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018