Pencarian MH370 Malaysia Airlines Diperluas Ke Samudra Hindia

Jumat, 14 Maret 2014 11:41 WIB

Washington (Antara Babel) - Gedung Putih, Kamis (13/3), menyatakan, pencarian MH370 Malaysia Airlines yang dinyatakan hilang pada Sabtu lalu (8/3), diperluas hingga ke Samudera Hindia. Di sana Amerika Serikat memiliki Armada VI Samudera Hindia. 

Beberapa negara yang memiliki batas langsung perairan dengan Samudera Hindia timur adalah Indonesia, India, Thailand, Pakistan, Bangladesh, Myanmar, dan Australia di belahan selatan Bumi. 

Pejabat Pers Gedung Putih, Jay Carney, kepada wartawan dalam satu taklimat, menyatakan, Amerika Serikat dan masyarakat internasional mengikuti semua petunjuk yang mungkin untuk menemukan pesawat yang hilang itu, kata

"Dan setahu saya, satu potong atau kumpulan informasi yang mungkin --potongan informasi telah mengarah kepada kemungkinan bahwa satu era baru-- daerah pencarian mungkin dibuka di Samudra Hindia," katanya. Ia menambahkan, "Tapi saya tak memiliki perincian lain mengenai itu."

Daerah yang berpotensi sebagai lokasi baru pencarian muncul saat penyelidik terus mencari MH370 Malaysia Airlines --yang membawa 239 jiwa di dalamnya, kebanyakan warga negara China, dan telah kehilangan kontak sejak Sabtu (8/3).

"Para pejabat Badan Keselamatan Transportasi Federal Amerika Serikat berada di Kuala Lumpur, dan bekerjasama secara erat dengan pemerintah Malaysia mengenai pencarian tersebut, " kata Carney. MH370 memakai Boeing B-777-200ER buatan Amerika Serikat, yang telah menjalani lebih dari 50.000 jam terbang.

"Ada sejumlah skenario yang sedang diteliti mengenai apa yang terjadi pada pesawat itu, dan, sayangnya, kami saat ini tidak pada posisi untuk membuat kesimpulan mengenai apa yang terjadi," katanya.

Sementara itu beberapa pejabat Amerika Serikat mengatakan kepada ABC News, Amerika Serikat percaya penutupan dua sistem komunikasi di pesawat MH370 Malaysia Airlines itu terjadi secara terpisah.

Sistem pelaporan data Boeing B-777-200ER itu, kata mereka, ditutup ditutup pada pukul 01.07 waktu setempat. Transponder --yang mengirim lokasi dan ketinggian pesawat-- ditutup pada pukul 01.21 waktu setempat.

"Itu menunjukkan, itu mungkin adalah tindakan sengaja," kata konsultan penerbangan ABC News, John Nance.

Para penyelidik Amerika Serikat mengatakan, kedua moda komunikasi itu dimatikan secara sistematis, tanpa merinci sistematika yang mereka maksud.

Itu berarti tim Amerika Serikat yakin ada campur tangan manusia, kata satu sumber, yang berarti tampaknya itu bukan kecelakaan atau kerusakan berujung bencana yang "mengeluarkan" pesawat itu dari angkasa.

Pewarta:

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014

Terkait

Empat pesawat gagal mendarat di Bandara Ternate

Minggu, 15 Desember 2024 18:58

Pesawat tempur Israel kembali serang Beirut

Sabtu, 16 November 2024 17:40
Terpopuler