Jakarta (Antaranews Babel) - Mantan anggota BPK RI Ali Masykur Musa kembali terpilih untuk memimpin Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama pada sidang pleno Kongres II ISNU di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (25/8).
"Kongres secara aklamasi menetapkan Ketua Umum PP ISNU 2018 s.d. 2023 Dr. Ali Masykur Musa, M.Si.," kata Wakil Ketua Panitia Konggres ISNU Ahmad Syauqi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Pada periode kedua kepemimpinannya, Ali Masykur Musa ingin membawa ISNU tetap pada jalurnya, yakni menghimpun kepentingan para intelektual, profesional, dan sarjana di lingkungan NU dengan meningkatkan kualitas sumber daya melalui jalur pendidikan.
Setidaknya ada tiga agenda yang diperjuangkan ISNU ke depan, kata mantan anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa yang akrab disapa Cak Ali itu.
Agenda itu adalah memperbanyak sarjana hingga guru besar di lingkungan NU, membentuk jaringan dengan lembaga-lembaga pemerintah dan dunia usaha, dan mendorong pemerintah agar menjadikan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah sebagai pandangan dalam setiap pengambilan keputusan.
"Baik dari segi regulasi maupun implementasi kebijakan-kebijakan pembangunan," kata Cak Ali.
Selain Ali Masykur, dalam kongres itu juga muncul nama dua kandidat lainnya, yakni M. Nur Kholis Setiawan dan Mahfud Md.
Menurut panitia kongres, Lukmanul Hakim, mekanisme pemilihan diawali dengan menjaring usulan nama calon ketua umum dari Pengurus Wilayah (PW) ISNU dan terjaring tiga nama, yaitu Ali Masykur, Nur Kholis, dan Mahfud.
Ketika voting, Ali memperoleh 21 suara, Kholis mendapatkan tujuh suara, sedangkan Mahfud tidak mendapatkan satu pun suara dari peserta kongres.
"Awalnya ada yang menyebutkan. Akan tetapi, ternyata tidak ada yang milih, saya juga bingung. Jadi, yang mengusulkan dia juga tidak memilih. `Kan agak aneh gitu," kata Ketua ISNU Jawa Barat Dede Rodliyana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Kongres secara aklamasi menetapkan Ketua Umum PP ISNU 2018 s.d. 2023 Dr. Ali Masykur Musa, M.Si.," kata Wakil Ketua Panitia Konggres ISNU Ahmad Syauqi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Pada periode kedua kepemimpinannya, Ali Masykur Musa ingin membawa ISNU tetap pada jalurnya, yakni menghimpun kepentingan para intelektual, profesional, dan sarjana di lingkungan NU dengan meningkatkan kualitas sumber daya melalui jalur pendidikan.
Setidaknya ada tiga agenda yang diperjuangkan ISNU ke depan, kata mantan anggota DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa yang akrab disapa Cak Ali itu.
Agenda itu adalah memperbanyak sarjana hingga guru besar di lingkungan NU, membentuk jaringan dengan lembaga-lembaga pemerintah dan dunia usaha, dan mendorong pemerintah agar menjadikan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah sebagai pandangan dalam setiap pengambilan keputusan.
"Baik dari segi regulasi maupun implementasi kebijakan-kebijakan pembangunan," kata Cak Ali.
Selain Ali Masykur, dalam kongres itu juga muncul nama dua kandidat lainnya, yakni M. Nur Kholis Setiawan dan Mahfud Md.
Menurut panitia kongres, Lukmanul Hakim, mekanisme pemilihan diawali dengan menjaring usulan nama calon ketua umum dari Pengurus Wilayah (PW) ISNU dan terjaring tiga nama, yaitu Ali Masykur, Nur Kholis, dan Mahfud.
Ketika voting, Ali memperoleh 21 suara, Kholis mendapatkan tujuh suara, sedangkan Mahfud tidak mendapatkan satu pun suara dari peserta kongres.
"Awalnya ada yang menyebutkan. Akan tetapi, ternyata tidak ada yang milih, saya juga bingung. Jadi, yang mengusulkan dia juga tidak memilih. `Kan agak aneh gitu," kata Ketua ISNU Jawa Barat Dede Rodliyana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018