Jakarta (Antaranews Babel) - Langkah ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu harus terhenti usai dihadang pasangan asal Jepang Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi di babak semifinal nomor perorangan Asian Games 2018, Minggu malam.
Greysia/Apriyani dipaksa mengakui keunggulan Matsutomo/Takahashi dengan kekalahan 15-21, 17-21.
Duet Greysia/Apriyani sempat memimpin pertandingan di awal gim pertama. Pasangan peringkat empat dunia itu tampil meyakinkan disaksikan ribuan penonton di Istora Senayan.
Tetapi keunggulan mereka tidak lama karena langsung diserang dengan pukulan tajam Matsutomo/Takahashi hingga skor 10-11.
Ganda Jepang menambah tekanan dengan pukulan-pukulan mereka yang keras, sementara pertahanan Greysia/Apriyani mulai goyah. Greysia/Apriyani menjadi tertinggal 15-19. Mereka akhirnya tidak bisa meredam duet Matsutomo/Takahashi yang berhasil mengamanka gim pertama.
Pada gim kedua, Greysia/Apriyani mencoba memberi perlawanan meskipun pertarungan skor begitu ketat. Sayangnya, keduanya terutama Greysia kerap melakukan kesalahan. PUkulannya sering menabrak net yang tentu saja menguntungkan lawan mereka yang merupakan ganda peringkat dua dunia itu.
Hampir mengejar dengan skor 12-14, kemudian 16-19, gagal mereka manfaatkan untuk memperpanjang peluang. Lagi-lagi pukulan Apriyani yang menabrak net menghentikan langkah mereka dengan kekalahan 17-21.
Dengan demikian, Greysia/Apriani harus puas dengan medali perunggu.
"Kekalahan ini harus diterima dengan lapang dada," kata Greysia yang kemudian tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena tak kuasa menahan air mata.
Apriyani yang ikut menangis kemudian berusaha menjawab.
"Saya minta maaf kepada pendukung kami dan mohon maaf buat Kak Gres. Saya menampilkan belum semua kekuatan saya hari ini. Saya merasakan seperti itu," ujar Apri seraya menahan tangisannya.
Greysia/Apriani baru menang sekali atas pasangan Matsutomo/Takahashi dalam tujuh kali rekor pertemuan mereka.
Meski demikian, Greysia yakin mereka sebenarnya bisa mengalahkan lawannya.
"Secara teknis harusnya tidak susah. Kami sama levelnya kalau secara teknis, tetapi secara mental agak timpang. Saya berusaha menolong Apri tetapi namanya proses tidak bisa dipaksa," tutur Greysia.
Greysia sebelumnya sudah berhasil meraih medali emas Asian Games 2014 di Korea Selatan, bersama pasangan lamanya Nitya Krishinda Maheswari.
"Tetapi keinginan saya selalu berusaha juara di rumah sendiri," kata Greysia seraya menghapus air matanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
Greysia/Apriyani dipaksa mengakui keunggulan Matsutomo/Takahashi dengan kekalahan 15-21, 17-21.
Duet Greysia/Apriyani sempat memimpin pertandingan di awal gim pertama. Pasangan peringkat empat dunia itu tampil meyakinkan disaksikan ribuan penonton di Istora Senayan.
Tetapi keunggulan mereka tidak lama karena langsung diserang dengan pukulan tajam Matsutomo/Takahashi hingga skor 10-11.
Ganda Jepang menambah tekanan dengan pukulan-pukulan mereka yang keras, sementara pertahanan Greysia/Apriyani mulai goyah. Greysia/Apriyani menjadi tertinggal 15-19. Mereka akhirnya tidak bisa meredam duet Matsutomo/Takahashi yang berhasil mengamanka gim pertama.
Pada gim kedua, Greysia/Apriyani mencoba memberi perlawanan meskipun pertarungan skor begitu ketat. Sayangnya, keduanya terutama Greysia kerap melakukan kesalahan. PUkulannya sering menabrak net yang tentu saja menguntungkan lawan mereka yang merupakan ganda peringkat dua dunia itu.
Hampir mengejar dengan skor 12-14, kemudian 16-19, gagal mereka manfaatkan untuk memperpanjang peluang. Lagi-lagi pukulan Apriyani yang menabrak net menghentikan langkah mereka dengan kekalahan 17-21.
Dengan demikian, Greysia/Apriani harus puas dengan medali perunggu.
"Kekalahan ini harus diterima dengan lapang dada," kata Greysia yang kemudian tidak bisa melanjutkan kata-katanya karena tak kuasa menahan air mata.
Apriyani yang ikut menangis kemudian berusaha menjawab.
"Saya minta maaf kepada pendukung kami dan mohon maaf buat Kak Gres. Saya menampilkan belum semua kekuatan saya hari ini. Saya merasakan seperti itu," ujar Apri seraya menahan tangisannya.
Greysia/Apriani baru menang sekali atas pasangan Matsutomo/Takahashi dalam tujuh kali rekor pertemuan mereka.
Meski demikian, Greysia yakin mereka sebenarnya bisa mengalahkan lawannya.
"Secara teknis harusnya tidak susah. Kami sama levelnya kalau secara teknis, tetapi secara mental agak timpang. Saya berusaha menolong Apri tetapi namanya proses tidak bisa dipaksa," tutur Greysia.
Greysia sebelumnya sudah berhasil meraih medali emas Asian Games 2014 di Korea Selatan, bersama pasangan lamanya Nitya Krishinda Maheswari.
"Tetapi keinginan saya selalu berusaha juara di rumah sendiri," kata Greysia seraya menghapus air matanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018