Jakarta (Antaranews Babel) - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyerahkan pengoperasikan Bandara Internasional HAS Hanandjoeddin Belitung ke PT Angkasa Pura (AP) II melalui penandatanganan kerja sama pengalihan pengelolaan atau kerja sama pemanfaatan (KSP).

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Pramintohadi Sukarno dalam sambutannya usai penandatangan KSP di Jakarta, Jumat, mengatakan kerja sama tersebut merupakan strategi yang bertujuan meningkatkan pelayanan dengan pengembangan dan inovasi yang dilakukan oleh AP II.

"Beberapa inovasi yang dilakukan oleh AP II adalah memodernisasi sistem otomasi gedung terminal, memberikan pelayanan lebih baik agar tercipta kepuasan pelanggan yang sangat penting," katanya.

Kemudian, lanjut dia, KSP tersebut bisa mengurangi beban Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) dalam jumlah yang besar karena perjanjian mengikat dari 20 sampai 30 tahun.

Terkait status sumber daya manusia (SDM) bisa dialihkan menjadi pegawai AP II menjadi monostatus atau tetap bekerja sebagai pegawai Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub.

"Ini adalah kesempatan rekan-rekan kita di daerah untuk belajar mengelola bandara menjadi lebih agresif, tentu akan banyak tantangan yang dihadapi, aspek-aspek komersial pelayanan harus lebih bagus dan masalah kesejahteran lebih baik dari sebelumnya," katanya.

Dalam kesempatan sama, Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan penandatanganan nota kesepahaman itu merupakan langkah awal bagi seluruh pihak dalam bekerja sama guna mendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang di Bangka Belitung.

Selain itu, Pemerintah juga akan mendorong pengembangkan beberapa infrastruktur penunjang KEK di sektor pariwisata ini.

"Sesuai pertemuan BUMN dan Kemenhub yg sepakat untuk pengelolaan Bandar Udara Internasional HAS Hanandjoeddin ke AP II. Alhamdulillah respon positif telah kita dapat. Setelah ini akan dilakukan percepatan proses kerja samanya. Kepercayaan ini akan menjadi tanggung jawab yang akan kami realisasikan sebaiknya," katanya.

Awaluddin menjelaskan pola pemanfaatan aset barang milik negara harus dijalankan dengan tata kelola yang baik.

"Kami punya komitmen untuk mendayagunakan aset agar lebih produktif dan efisien. Terutama ada dua kontribusi, kontribusi tetap dan bagi hasil. Kami telah menyiapkan desain revitalisasi atau perluasan terminal baru untuk mengakomodasi pertumbuhan pergerakan penerbangan dan jumlah penumpang," katanya.

Saat ini kapasitas bandara mencapai 250.000 penumpang dengan pergerakan penumpang mendekati satu juta.

Kemudian, penambahan fasilitas sisi udara seperti perpanjangan landasan dan pelapisan landasan pacu.

"Belanja modal Rp1,7 triliun untuk empat bandara termasuk Bandar Udara Internasional HAS Hanandjoeddin. Mudah-mudahan kami dapat selalu memberikan pelayanan terbaik di seluruh bandara-bandara yang telah dan akan kami kelola," katanya.

Pada 2015, bandara ini dibangun dengan dana Kabupaten Belitung. Renovasi Bandara HAS Hanandjoeddin ini bertujuan untuk membenahi infrastruktur di Kabupaten Belitung, karena Pulau Belitung termasuk dari proyek strategis nasional dan merupakan salah satu dari 10 destinasi wisata Bali baru.

Kemudian, resmi menjadi bandar udara internasional pada 2016, renovasi bandara ini rampung pada 2017.

Bandara Internasional HAS Hanandjoeddin sudah dapat dilandasi pesawat jenis Boeing 737-800 NG, 737-900 ER, dan Airbus A320, dimana bandara ini juga telah memiliki landasan pacu sepanjang 2.500 meter.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018