Nusa Dua (Antaranews Babel) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pentingnya bagi Indonesia untuk mendorong terciptanya pengaruh yang signifikan dari negara-negara berkembang terhadap pembentukkan pertumbuhan ekonomi global sehingga dinamika perekonomian dunia tidak hanya "disetir" negara-negara maju seperti Amerika Serikat.

"Agar terjadi penguatan koordinasi harmonisasi kebijakan antarnegara untuk bersama-sama memulihkan ekonomi global dan mengatasi ketidakpastian global .. di antaranya, agar pertumbuhan ekonomi di dunia tidak hanya didukung Amerika Serikat, tapi negara lain khususnya 'emerging market'," kata  Perry Warjiyo dalam paparan media Pertemuan Tahunan IMF - World Bank 2018, Nusa Dua, Bali, Senin.

Tujuan peningkatan peran negara berkembang (emerging markets) tersebut menjadi salah satu dari empat aspek utama atau misi yang akan diperjuangkan Indonesia di Pertemuan Tahunan IMF - World Bank 2018 Nusa Dua, Bali. Pertemuan ini akan dihadiri para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 189 negara.

Seperti diketahui, pertemuan tahunan dua lembaga multilateral terbesar di dunia ini digelar di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global. Para regulator dan pelaku ekonomi dunia menyebut perekonomian saat ini sedang memasuki fase normal baru. Ketidakpastian tersebut, di antaranya dipengaruhi dinamika kebijakan moneter negara-negara maju di dunia yang mempengaruhi arus modal asing di negara berkembang dan juga perang dagang global yang "dilakoni" pemain utama yakni AS dan China.

Perry menyebutkan dalam Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018, Indonesia juga akan mendorong percepatan pemulihan ekonomi global yang lebih seimbang antarnegara.

"Harmonisasi kebijakan juga terkait normalisasi kebijakan moneter, kenaikan suku bunga, ketegangan perdagangan di berbagai negara, agar pemulihan ekonomi global lebih seimbang," ujar Perry.

Misi kedua Indonesia, kata Perry, adalah memperbanyak alternatif untuk pembiayaan infrastruktur agar tidak hanya mengandalkan instrumen fiskal Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Infrastruktur menjadi sektor prioritas pembangunan di negara-negara berkembang agar mempercepat laju pertumbuhan ekonomi.

"Selama hampir lima tahun progres infrastruktur Indonesia sangat besar dan cepat serta termasuk yang dipuji banyak negara. Ini akan menjadi juga isu yang akan kita angkat. Kami ingin perjuangkan agar pembiyaan infrastruktur tidak hanya dibiayai APBN, BUMN tapi juga swasta," ujar dia.

Misi ketiga Indonesia, kata Perry, adalah bagaimana mengoptimalisasi ekonomi dan keuangan digital untuk kemajuan ekonomi Indonesia. Salah satu caranya, Indonesia menjadwalkan akan melakukan pertemuan khusus dengan Jack Ma, pendiri perusahaan "e-commerce" raksasa asal China, Alibaba dalam pertemuan tahunan IMF-WB ini.

"Keuangan digital bagaimana bisa mengembangkan UMKM, Fintech (Finansial Berbasis Teknologi), dan juga memperluas perusahaan-perushaan rintisan," ujar Perry.

Dalam misi keempat, Indonesia juga akan mengembangkan ekonomi dan keuangan berbasis prinsip syariah. Ekonomi berbasis syariah sudah menjadi landasan ekonomi negara-negara lain.

"Kami akan mengembangkan, akan semakin dikembangkan," ujar Perry.

Terkait pertemuan mengenai sektor keuangan, akan terdapat 10 pertemuan pokok (main event), dan ditambah 107 pertemuan sela (side events). Kemudian, di pertemuan tahunan IMF-WB 2018 ini juga akan mencakup sembilan perhelatan untuk pembiayaan infrastruktur, 12 perhelatan terkait ekonomi digital, dan lima perhelatan terkait ekonomi syariah.

Pewarta: Indra Arief Pribadi

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018