Toboali, Babel (Antaranews Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan gas elpiji tiga kilogram langka dan harga melambung tinggi yang memberatkan ekonomi masyarakat di daerah itu.

"Kelangkaan gas ini bukan hanya di Bangka Selatan, namun hampir seluruh kabupaten yang ada di provinsi ini," kata Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bangka Selatan, Saleh di Toboali, Senin.

Menurut dia berdasarkan Undang-undang Perdagangan dan Surat Edaran serta Peraturan Gubernur yang bisa menjual gas elpiji itu adalah pangkalan resmi, sementara pedagang tidak boleh menjual gas melon tersebut, sehingga memicu kelangkaan gas ini.

"Yang lain tidak dapat lagi menjual dan kalau ada kelangkaan maka kami segera melaporkan hal ini ke provinsi," katanya.

Ia mengatakan saat ini wewenang ada di provinsi kalau kabupaten sifatnya hanya melaporkan bila ada laporan dari warga.

"Kami akan laporkan ke provinsi bila ada laporan dari warga tentang kelangkaan gas ini," ujarnya.

Ia menambahkan hingga saat ini belum ada laporan dari warga mengenai kelangkaan gas melon serta kenaikan harga kalau ada pasti akan ditindaklanjuti.

"Kalau ada laporan dari warga pasti akan kita tindaklanjuti ke provinsi agar tidak terjadi kelangkaan dan kenaikan harga," ujarnya.

Salah seorang ibu rumah tangga Linda mengeluhkan kelangkaan gas di sekitar wilayah Toboali dan sekitarnya setelah kembali ada harga malah melambung.

"Harga gas melon terus merangkak naik dari Rp18.000 naik menjadi Rp25.000 hingga Rp.30.000 per tabung," katanya. "Budi Suyanto

Pewarta: Juniardi

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018