Jakarta, (Antaranews Babel) - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo meluncurkan buku keduanya berjudul Rural EKOnomics II, Meyakini Desa Mau & Mampu Membangun yang berisi mengenai pembangunan desa.
"Buku ini sama seperti tahun-tahun sebelumnya, karena bisnis modelnya kan terus berubah seperti infrastruktur, ini pendekatannya lebih pada pemberdayaan masyarakat dan ekonomi. Kita kasih contoh desa-desa yang secara ekonomi menggunakan dana desa itu berhasil," kata Menteri Eko dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dia memberi contoh Desa Kutuh yang dikemudian dicontoh desa-desa lain, selain itu ada bursa inovasi desa yang menurut dia seperti kelompencapir zaman dulu jadi masyarakat diajak menggunakan dana untuk pemberdayaan ekonomi.
Eko mengakui membangun desa tidaklah mudah, ia melihat langsung realitas di lapangan.
"Bangun desa itu bukan hal yang gampang tapi bukan yang tidak mungkin juga. Perlu energi yang luar biasa, tidak bisa kerja sendiri dan perlu pemangku kepentingan merangkul semua. Untuk mempercepat membangun desa maka mengajak semuanya ikut bangun desa," jelas dia.
Sementara itu, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chavez memuji perjalanan model pembangunan desa yang dilakukan Menteri Eko dan akan lebih banyak kesempatan kerja sama ke depannya.
Chavez menambahkan, ada dua tantangan dalam pembangunan desa. Pertama, prasarana, kedua, SDM. Menurut Chavez, Kemendes PDTT bertugas membantu menutupi tantangan di pedesaan itu. Prasarana di daerah pinggiran Indonesia Timur yang masih susah dan Kemendes PDTT bisa gunakan dana yg dibutuhkan untuk bangun prasarana di sana.
"Tingkat kemiskinan menurun, Indonesia dalam hati dan pikiran saya memiliki semua kemampuan untuk jadi negara yang makmur dan sejahtera. Semua yang sudah dijalankan Menteri Eko dan Kemendes PDTT kedepan khususnya kalau membangun sistem model dan konektivitas desa, yakin Indonesia bisa bangun desa terus," kata Chavez.
Bupati Banyuwangi Azwar Anas juga menghargai peluncuran buku ini. Menurut Azwar Anas, ini momentum luar biasa dari desa-desa.
"Beliau (Menteri Eko) berbicara makro ekonomi dulu, dan memberi pandangan baru. Homestay-homestay di kota saya (Banyuwangi) pernah disidak sama beliau. Jadi perlu ada aksi afirmatif tentang dana desa, harus ada transfer teknologi dan inovasi, pelayanan yang berbasis digital, banyakin homestay daripada hotel, suatu daerah disebut maju bukan karena banyak hotelnya tapi berapa jumlah homestay yang dibuat rakyatnya," jelas Azwar.
Sementara itu dari sisi akademisi, Rektor IPB Arif Satria mengatakan bahwa apa yang dilakukan Mendes sangat kontekstual, visioner dan menghubungkan orang.
"Akademi desa adalah sebuah era transformasi masyarakat desa punya digital leterasi. Dengan buku ini lebih terdokumentasi, jadi bisa untuk bahan pembelajaran," ujar Arief.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Buku ini sama seperti tahun-tahun sebelumnya, karena bisnis modelnya kan terus berubah seperti infrastruktur, ini pendekatannya lebih pada pemberdayaan masyarakat dan ekonomi. Kita kasih contoh desa-desa yang secara ekonomi menggunakan dana desa itu berhasil," kata Menteri Eko dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dia memberi contoh Desa Kutuh yang dikemudian dicontoh desa-desa lain, selain itu ada bursa inovasi desa yang menurut dia seperti kelompencapir zaman dulu jadi masyarakat diajak menggunakan dana untuk pemberdayaan ekonomi.
Eko mengakui membangun desa tidaklah mudah, ia melihat langsung realitas di lapangan.
"Bangun desa itu bukan hal yang gampang tapi bukan yang tidak mungkin juga. Perlu energi yang luar biasa, tidak bisa kerja sendiri dan perlu pemangku kepentingan merangkul semua. Untuk mempercepat membangun desa maka mengajak semuanya ikut bangun desa," jelas dia.
Sementara itu, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia Rodrigo Chavez memuji perjalanan model pembangunan desa yang dilakukan Menteri Eko dan akan lebih banyak kesempatan kerja sama ke depannya.
Chavez menambahkan, ada dua tantangan dalam pembangunan desa. Pertama, prasarana, kedua, SDM. Menurut Chavez, Kemendes PDTT bertugas membantu menutupi tantangan di pedesaan itu. Prasarana di daerah pinggiran Indonesia Timur yang masih susah dan Kemendes PDTT bisa gunakan dana yg dibutuhkan untuk bangun prasarana di sana.
"Tingkat kemiskinan menurun, Indonesia dalam hati dan pikiran saya memiliki semua kemampuan untuk jadi negara yang makmur dan sejahtera. Semua yang sudah dijalankan Menteri Eko dan Kemendes PDTT kedepan khususnya kalau membangun sistem model dan konektivitas desa, yakin Indonesia bisa bangun desa terus," kata Chavez.
Bupati Banyuwangi Azwar Anas juga menghargai peluncuran buku ini. Menurut Azwar Anas, ini momentum luar biasa dari desa-desa.
"Beliau (Menteri Eko) berbicara makro ekonomi dulu, dan memberi pandangan baru. Homestay-homestay di kota saya (Banyuwangi) pernah disidak sama beliau. Jadi perlu ada aksi afirmatif tentang dana desa, harus ada transfer teknologi dan inovasi, pelayanan yang berbasis digital, banyakin homestay daripada hotel, suatu daerah disebut maju bukan karena banyak hotelnya tapi berapa jumlah homestay yang dibuat rakyatnya," jelas Azwar.
Sementara itu dari sisi akademisi, Rektor IPB Arif Satria mengatakan bahwa apa yang dilakukan Mendes sangat kontekstual, visioner dan menghubungkan orang.
"Akademi desa adalah sebuah era transformasi masyarakat desa punya digital leterasi. Dengan buku ini lebih terdokumentasi, jadi bisa untuk bahan pembelajaran," ujar Arief.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018