Muntok, Babel (Antaranews Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mendorong para petani melakukan diversifikasi lada untuk memberikan nilai tambah hasil perkebunan andalan masyarakat tersebut.

"Selama ini petani masih mengandalkan penjualan biji dengan harga yang relatif rendah, ini perlu dicarikan jalan keluar agar mereka mendapatkan nilai tambah dari hasil kebunnya," kata Wakil Bupati Bangka Barat, Markus di Muntok, Rabu.

Menurut dia, hasil panen petani lokal berupa lada putih dan hitam tidak hanya dijual dalam bentuk curah, tetapi perlu segera dicoba mengolahnya dengan sentuhan teknologi.

Sentuhan teknologi yang paling sederhana yang dapat memberikan nilai tambah, misalnya dengan melakukan pengemasan agar siap jual ke konsumen dan pasar modern.

"Bisa juga dengan mengolahnya menjadi barang industri makanan, minuman dan kebutuhan rumah tangga lainnya yang tentunya akan meningkatkan nilai jual lada itu sendiri," katanya.

Menurut dia, lada Babel merupakan salah satu komoditas yang dikenal di pasar dunia dengan nama "Muntok white pepper" dan merupakan komoditas subsektor perkebunan yang telah memberikan kontribusi nyata sebagai sumber devisa.

Perkebunan lada di Pulau Bangka juga merupakan salah satu penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan petani.

Komoditas lada telah lama dikembangkan di daerah itu, namun sampai saat ini belum banyak tumbuh usaha ikutan dengan pemanfaatan teknologi.

"Kita masih menjual lada dalam bentuk butiran biji utuh, sementara pengimpor sudah mampu memprosesnya dan siap digunakan oleh industri makanan dan rumah tangga," katanya.

Untuk mewujudkan hal itu dia berharap dinas terkait terus melakukan inovasi dan pendampingan agar usaha deversifikasi lada di daerah itu berjalan sesuai targt dan membawa manfaat bagi petani lokal.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018