Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Sekretaris Daerah Pemprov Kepulauan Bangka Belitung, Yan Megawandi menyebutkan isu mahasiswa kerja paksa dan mengkonsumsi makanan tidak halal di Taiwan merupakan informasi bohong atau hoaks, sehingga meresahkan orang tua dan mahasiswa di daerah itu.

"Informasi mahasiswa Babel kerja paksa dan memakan makanan tidak halal di Taiwan tidak terbukti kebenarannya," kata Yan Megawandi di Pangkalpinang, Kamis.

Ia mengatakan kerja paksa dan mahasiswa dipaksa memakan makanan tidak halal di Taiwan tersebut merupakan berita bohong dan ini terungkap dalam pertemuan antara Pemprov Kepulauan Babel, DPRD, Polman, dan perwakilan orang tua mahasiswa dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) di Jakarta pada Rabu (9/1).

Pada pertemuan tersebut, dihadiri oleh seluruh pimpinan DPRD Kepulauan Babel, Sekda, Kepala Dinas Pendidikan, Polman dan lima orang tua perwakilan mahasiswa yang kuliah di Taiwan. Sedangkan dari pihak Kementerian Luar Negeri hadir langsung Deputi Direktur Direktorat Perlindungan WNI, Toni Wibawa didampingi Emir.

Yan Megawandi mengatakan Kementerian Luar Negeri telah melakukan upaya klarifikasi dan mencari informasi tentang isu negatif tersebut melalui KDEI di Taiwan dan didapat jawaban bahwa isu negatif tersebut jelas tidak terbukti.

"Pada pertemuan kemarin disepakati, kedepannya apabila persoalan dalam kerja sama pengiriman mahasiswa ke luar negeri, maka akan diselesaikan secara komprehensif dengan melibatkan semua pihak," katanya. 

Selain itu dalam pertemuan juga disepakati bahwa pemerintah akan segera menerbitkan aturan mengenai pengiriman mahasiswa yang akan melakukan kuliah dan magang kerja di luar negeri.

"Kementerian Luar Negeri juga akan membantu memberikan pelatihan khusus TOT bagi pihak pemerintah provinsi dalam memberikan pembekalan bagi calon mahasiswa yang akan dikirim ke luar negeri," ujarnya.

Menurut dia para orang tua yang hadir pada pertemuan tersebut, berharap agar isu atau berita negatif tentang anak mereka di Taiwan tidak terjadi lagi, karena ditakutkan bakal mengganggu konsentrasi dan ketenangan para mahasiswa tersebut. 

"Dalam pertemuan itu, orang tua mahasiswa mengaku bahwa anak mereka di Taiwan merasa betah dan bersyukur mendapat kesempatan berharga untuk kuliah sekaligus magang kerja di luar negeri," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019