Koba, (Antara Babel) - Masyarakat Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Belitung, mulai membudidayakan tanaman padi yang menghasilkan beras merah karena produksinya masih sedikit sementara peminatnya banyak.

"Beras merah ini termasuk langka, tidak semua tanah cocok ditanami beras merah sehingga produksinya sedikit sementara konsumen yang meminati beras merah lokal ini cukup banyak," kata Kepala Desa Namang, Zaiwan di Namang, Selasa.

Ia menjelaskan, sekarang masyarakat terus didorong memanfaatkan lahan yang kosong untuk ditanami beras merah dan tercatat ada puluhan hektare lahan yang sudah ditanami beras merah lokal ini.

"Sudah beberapa kali dipanen, satu hektare itu dalam kondisi normal bisa menghasilkan empat ton sekali panen dan diprediksi dalam setahun bisa berproduksi sebesar 200 ton," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini terdapat sekitar 34 hektare lahan sawah yang ditanami padi yang menghasilkan beras merah dan  sudah beberapa kali dipanen dengan hasil cukup memuaskan.

"Dalam satu tahun itu bisa memanen sebanyak dua hingga tiga kali, hasilnya tidak hanya untuk kebutuhan sendiri tetapi juga bisa dijual dengan harga lebih tinggi dibanding beras biasa," ujarnya.

Ia menjelaskan, harga beras merah di pasaran saat ini mencapai Rp15.000 per kilogram sementara beras putih hanya kisaran harga Rp11.000 hingga 12.000 per kilogram.

"Saat ini terdapat seluas 150 hektare lahan padi di Desa Namang dan 34 hektare merupakan lahan padi yang menghasilkan  beras merah. Memang masih sedikit namun ke depan terus dikembangkan," ujarnya.

Menurut dia, tanaman padi di daerah itu memiliki potensi cukup besar dibanding daerah lainnya dan saat ini masih terdapat sekitar 60 lahan yang belum digarap secara optimal untuk lahan persawahan.

"Pemerintah daerah juga sangat mendukung animo masyarakat untuk kembali ke sawah, menanam padi untuk kebutuhan pribadi dan ke depan akan menjadi sumber ekonomi utama," ujarnya.

Pewarta: Oleh Ahmadi

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014