Koba, (Antara Babel) - Sebagian warga Koba, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung masih membutuhkan minyak tanah untuk kebutuhan memasak sehari-hari.

"Kami masih butuh minyak tanah karena gas 3 kilogram belum dibagikan secara merata kepada warga," kata Lela (59) warga Kelurahan Perlang di Koba, Jumat.

Ia menjelaskan, saat ini pasokan minyak tanah mulai tersendat karena pemerintah beranggapan konversi minyak tanah ke gas sudah berjalan dengan baik.

"Padahal belum semua warga yang sudah mengguna gas 3 kilogram, sehingga minyak tanah bersubsidi masih dibutuhkan warga untuk kebutuhan sehari-hari," ujarnya.

Menurut dia, walaupun warga sudah menggunakan gas 3 kilogram namun minyak tanah masih tetap dibutuhkan untuk cadangan di rumah terutama saat stok gas mulai langka.

"Terutama yang tinggal di daerah perkampungan masih mengandalkan minyak tanah untuk kebutuhan memasak sehari-hari," ujarnya.

Sementara Nurhayati (65) warga Koba yang lainnya juga mengaku pasokan minyak tanah mulai tersendat dan langka padahal minyak tanah tersebut masih dicari warga sebagai bahan bakar alternatif untuk memasak.

"Sekarang pasokan minyak tanah ke agen mulai tersendat, kami mencari minyak tanah pada warga atau tetangga yang mungkin persediaannya masih banyak," ujarnya.

Ia menjelaskan, warga yang mendapatkan minyak tanah bersubsidi tersebut adalah mereka yang mengantongi kupon minyak tanah dan masing-masing keluarga mendapatkan sebanyak 20 liter.

"Sesuai dengan kupon, kami mendapatkan jatah sebanyak 20 liter dengan harga Rp4.000 per liter. Namun kadang-kadang kami hanya membeli 10 liter saja," ujarnya

Pewarta: Oleh Ahmadi

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014