Koba, (Antara Babel) - Bupati Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Erzaldi Rosman menyatakan program pemerintah terkait konversi minyak tanah ke elpiji 3 kilogram cukup dilematis untuk diterapkan di tengah-tengah masyarakat.

"Ini memang dilematis, satu sisi program pemerintah namun sisi lain masyarakat masih banyak menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar memasak dan belum terbiasa menggunakan elpiji," ujarnya di Koba, Minggu.

Menurut dia, sebenarnya peralihan dari minyak tanah ke elpiji merupakan program pemerintah pusat untuk penghematan biaya subsidi.

"Harus diakui memang menggunakan gas lebih hemat dibanding minyak tanah, namun masyarakat sudah terbiasa menggunakan minyak tanah sehingga sulit mengubah kebiasaan tersebut," ujarnya.

Ia meminta masyarakat membiasakan diri menggunakan gas elpiji dan pemerintah daerah juga akan gencar melakukan sosialisasi sehingga pada akhirnya nanti masyarakat terbiasa.

"Pemerintah daerah juga akan melakukan pendataan ulang masyarakat yang berhak mendapatkan tabung gas elpiji 3 kilogram. Ini khusus masyarakat berekonomi lemah," ujarnya.

Ia mengatakan, program konversi minyak tanah ke elpiji merupakan program pemerintah yang mulai dilaksanakan pada Mei 2007.

"Di Bangka Belitung mulai efektif kalau tidak salah pada 2013 dan pada tahun ini pemerintah merencanakan untuk segera melakukan konversi secara menyeluruh di Bangka Belitung," ujarnya.

Menurut dia, paket konversi diberikan kepada rumah tangga dan usaha mikro sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

"Tujuan pemerintah dengan program konversi ini  yaitu untuk mengurangi dan menghemat biaya yang dikeluarkan untuk subsidi yang mencapai triliunan rupiah itu," ujarnya.

Pewarta: Oleh Ahmadi

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014