Koba, Babel (Antaranews Babel) - Dua kecamatan di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung rawan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
"Dua daerah menurut catatan kami memang rawan yaitu Kecamatan Sungaiselan dan Pangkalanbaru," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah, dr Bahrun R Siregar di Koba, Minggu.
Namun demikian, kata dia, belum sampai tahap endemis DBD karena kejadiannya belum luar biasa tetapi masih bisa ditangani dengan baik.
"Kendati kasus DBD pada 2018 menunjukkan grafik peningkatan namun masih bisa tertangani dengan baik, tidak ada korban jiwa dan rata-rata penderita bisa disembuhkan," ujarnya.
Ia mengatakan, pada awal 2018 memang ditemukan kasus DBD yang menyebabkan penderitanya meninggal dunia namun itu terjadi karena keluarga pasien terlambat membawa ke Puskesmas kendati sudah diingatkan.
"Intinya masyarakat harus paham dan cepat tanggap dengan gejala demam berdarah dengue, saat terjadi gejala maka harus cepat diantisipasi," ujarnya.
Ia mengatakan, pada 2019 Dinas Kesehatan Bagka Tengah bertekad untuk terus menekan angka kasus DBD dan termasuk juga kasus malaria.
"Tahun ini kami terus tekan kasus DBD, kapan perlu tidak ditemukan kasua DBD di daerah ini dengan melakukan fogging dan mengajak masyarakat berbudaya hidup bersih terutama membersihkan titik-titik yang memungkinkan nyamuk pembawa wabah DDB bersarang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Dua daerah menurut catatan kami memang rawan yaitu Kecamatan Sungaiselan dan Pangkalanbaru," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Tengah, dr Bahrun R Siregar di Koba, Minggu.
Namun demikian, kata dia, belum sampai tahap endemis DBD karena kejadiannya belum luar biasa tetapi masih bisa ditangani dengan baik.
"Kendati kasus DBD pada 2018 menunjukkan grafik peningkatan namun masih bisa tertangani dengan baik, tidak ada korban jiwa dan rata-rata penderita bisa disembuhkan," ujarnya.
Ia mengatakan, pada awal 2018 memang ditemukan kasus DBD yang menyebabkan penderitanya meninggal dunia namun itu terjadi karena keluarga pasien terlambat membawa ke Puskesmas kendati sudah diingatkan.
"Intinya masyarakat harus paham dan cepat tanggap dengan gejala demam berdarah dengue, saat terjadi gejala maka harus cepat diantisipasi," ujarnya.
Ia mengatakan, pada 2019 Dinas Kesehatan Bagka Tengah bertekad untuk terus menekan angka kasus DBD dan termasuk juga kasus malaria.
"Tahun ini kami terus tekan kasus DBD, kapan perlu tidak ditemukan kasua DBD di daerah ini dengan melakukan fogging dan mengajak masyarakat berbudaya hidup bersih terutama membersihkan titik-titik yang memungkinkan nyamuk pembawa wabah DDB bersarang," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019