Jakarta (Antaranews Babel) - Kementerian Perindustrian mengajak Organisasi Perdagangan Eksternal Jepang atau Japan External Trade Organization (Jetro) bekerjasama mengembangkan industri kecil dan menengah (IKM) serta membangun pelatihan vokasi di Indonesia guna memacu pertumbuhan ekonomi nasional yang inklusif.
“Kami menyampaikan kepada Jetro supaya terus memfasilitasi link and match antara IKM di Jepang dan Indonesia. Sehingga, kemitraan bisnis dan perekonomian kedua negara lebih kuat. ,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan persnya di Jakarta, Senin.
Selain itu, Menperin juga mendorong program peningkatan kapasitas guru-guru vokasi industri.
Dalam rangkaian kegiatan menghadiri Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2019 di Davos, Swiss, Menperin sempat melakukan pertemuan dengan Chairman Jetro Hiroyuki Ishige.
Keduanya juga sepakat untuk memperdalam struktur sektor manufaktur di Indonesia melalui peningkatan investasi dan memfasilitasi perluasan akses pasar ekspor.
“Semoga semakin banyak kolaborasi yang terjalin antara pengusaha kedua negara sehingga bisa saling melengkapi dan industri kita lebih berdaya saing global,” ujar Airlangga.
Langkah yang dapat disinergikan, misalnya mengenai pengembangan teknologi dan sumber daya manusia (SDM). Upaya ini tidak hanya menyasar kepada perusahaan skala besar, tetapi juga untuk sektor IKM.
"Kalau kita lihat, jumlah industri kecil di Indonesia terus tumbuh dan berkembang,” ungkapnya.
Berdasarkan data Kemenperin, jumlah sektor industri kecil mengalami penambahan, dari tahun 2014 sebanyak 3,52 juta unit usaha menjadi 4,49 juta unit usaha di tahun 2017. Artinya, tumbuh hingga 970 ribu industri kecil selama empat tahun tersebut. “Apalagi, pemerintah saat ini telah mengeluarkan pajak final 0,5 persen untuk IKM,” tambahnya.
Ini menjadi salah satu wujud nyata perhatian dan dukungan pemerintah terhadap pengembangan IKM selaku sektor mayoritas dari populasi industri di Tanah Air.
Oleh karena itu, Menperin berharap Jetro lebih gencar mempromosikan IKM Indonensia di Jepang sekaligus memfasilitasi kemitraan antara pengusaha nasional dengan pelaku usaha dari Negeri Sakura.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
“Kami menyampaikan kepada Jetro supaya terus memfasilitasi link and match antara IKM di Jepang dan Indonesia. Sehingga, kemitraan bisnis dan perekonomian kedua negara lebih kuat. ,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan persnya di Jakarta, Senin.
Selain itu, Menperin juga mendorong program peningkatan kapasitas guru-guru vokasi industri.
Dalam rangkaian kegiatan menghadiri Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2019 di Davos, Swiss, Menperin sempat melakukan pertemuan dengan Chairman Jetro Hiroyuki Ishige.
Keduanya juga sepakat untuk memperdalam struktur sektor manufaktur di Indonesia melalui peningkatan investasi dan memfasilitasi perluasan akses pasar ekspor.
“Semoga semakin banyak kolaborasi yang terjalin antara pengusaha kedua negara sehingga bisa saling melengkapi dan industri kita lebih berdaya saing global,” ujar Airlangga.
Langkah yang dapat disinergikan, misalnya mengenai pengembangan teknologi dan sumber daya manusia (SDM). Upaya ini tidak hanya menyasar kepada perusahaan skala besar, tetapi juga untuk sektor IKM.
"Kalau kita lihat, jumlah industri kecil di Indonesia terus tumbuh dan berkembang,” ungkapnya.
Berdasarkan data Kemenperin, jumlah sektor industri kecil mengalami penambahan, dari tahun 2014 sebanyak 3,52 juta unit usaha menjadi 4,49 juta unit usaha di tahun 2017. Artinya, tumbuh hingga 970 ribu industri kecil selama empat tahun tersebut. “Apalagi, pemerintah saat ini telah mengeluarkan pajak final 0,5 persen untuk IKM,” tambahnya.
Ini menjadi salah satu wujud nyata perhatian dan dukungan pemerintah terhadap pengembangan IKM selaku sektor mayoritas dari populasi industri di Tanah Air.
Oleh karena itu, Menperin berharap Jetro lebih gencar mempromosikan IKM Indonensia di Jepang sekaligus memfasilitasi kemitraan antara pengusaha nasional dengan pelaku usaha dari Negeri Sakura.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019