Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Museum Timah Indonesia di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat jumlah wisatawan domestik yang berkunjung di museum sejarah pertimahan tersebut pada 2018 sebanyak 28.136 orang atau mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya 31.792 orang.

"Jumlah pengunjung 2018 mengalami penurunan dibandingkan dua tahun terakhir, karena wisatawan berwisata di Pulau Bangka berkurang," kata Kepala Museum Timah Indonesia  Muhammad Taufik di Pangkalpinang, Jumat.

Ia mengatakan jumlah wisatawan nusantara pada 2016 sebanyak 28.798 orang mengalami peningkatan dibandingkan 2017 mencapai 31.792 orang dan mengalami penurunan dibandingkan 2018 hanya 28.136 orang.

"Pada tahun ini kita menargetkan kunjungan wisatawan nusantara mencapai 3.565 orang," ujarnya.

Menurut dia wisatawan nusantara berkunjung ke museum ini biasanya melalui  biro perjalanan wisata, dimana pada 2018 mengalami penurunan yang cukup tinggi. 

"Pengunjung museum ini tidak hanya masyarakat umum, tetapi juga berasal dari pelajar yang ingin mengetahui sejarah penambangan bijih timah pada masa penjajahan Belanda dan Jepang," katanya.

Ia menambahkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan tahun ini, pihaknya terus meningkatkan pelayanan, fasilitas agar pengunjung nyaman dan betah berlama-lama di dalam museum serta ingin kembali berkunjung ke museum bersejarah ini.

"Kami optimistis target kunjungan wisatawan tahun tercapai, karena sarana dan prasanana pendukung museum ini yang semakin baik untuk keamanan serta kenyamanan pengunjung," katanya.

Menurut dia Museum Timah Indonesia merupakan museum teknologi pertimahan yang dikelola PT Timah Tbk. Museum ini didirikan pada 1958 untuk mencatat sejarah pertimahan di Bangka Belitung.

Museum Timah Indonesia menempati sebuah gedung bersejarah yang awalnya adalah rumah dinas Hoofdt Administrateur Bangka Tin Winning (BTW).

"Pada masa perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Bung Karno, Hatta dan para pemimpin tinggi Republik Indonesia diasingkan ke Bangka mengadakan perundingan dengan utusan PBB (Komisi Tiga Negara) pada 1948 di gedung tersebut. Pada pertemuan ini akhirnya mengantarkan pada kedaulatan Belanda pada Republik Indonesia pada 1949," kata Taufik.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019