Selinsing, Belitung Timur (Antaranews Babel) - Badan Usaha Milik Desa Selinsing Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memanen cabai merah sebanyak tiga ton, sehingga dapat mengurangi ketergantungan pasokan cabai luar di daerah itu.
"Alhamdulillah, panen cabai kali ini cukup memuaskan dan keberhasilan ini berkat bantuan PT Timah Tbk," kata Ketua Bumdes Selinsing Muhammad Rais di Selinsing, Jumat.
Ia mengatakan Bumdes Selinsing bermitra dengan PT Timah Tbk mengembangkan tanaman cabai merah di lahan bekas penambangan bijih timah, sebagai bentuk upaya perusahaan dalam memberdayakan ekonomi masyarakat desa.
Selain itu, pengembangan tanam cabai di lahan seluas satu hektare ini dalam upaya menjaga stabilitas stok dan harga cabai di masyarakat.
"Saat ini kita sudah dapat mengurangi ketergantungan pasokan cabai dari Pulau Jawa, Sumatera dan daerah lainnya untuk memenuhi kebutuhan cabai masyarakat yang tinggi," ujarnya.
Menurut dia hasil penjualan cabai sebanyak tiga ton mencapai Rp110 juta dari modal yang dibutuhkan hanya sekitar Rp30 juta, sehingga dapat menambah kas desa, membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga.
"Dalam waktu dekat ini kita akan kembali menanam cabai, karena sangat menguntungkan dibandingkan tanaman hortikultura lainnya," katanya.
Ia menambahkan tamanan cabai yang dikembangkan yaitu baskara, kriting, kartika dan cabai kampung sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga petani di daerah itu.
"Selama pengelolaan hingga panen cabai ini, kita melibatkan warga sekitar dengan sistem upah, sehingga dengan adanya pengembangan pertanian lahan bekas tambang ini menampung tenaga kerja yang cukup banyak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Alhamdulillah, panen cabai kali ini cukup memuaskan dan keberhasilan ini berkat bantuan PT Timah Tbk," kata Ketua Bumdes Selinsing Muhammad Rais di Selinsing, Jumat.
Ia mengatakan Bumdes Selinsing bermitra dengan PT Timah Tbk mengembangkan tanaman cabai merah di lahan bekas penambangan bijih timah, sebagai bentuk upaya perusahaan dalam memberdayakan ekonomi masyarakat desa.
Selain itu, pengembangan tanam cabai di lahan seluas satu hektare ini dalam upaya menjaga stabilitas stok dan harga cabai di masyarakat.
"Saat ini kita sudah dapat mengurangi ketergantungan pasokan cabai dari Pulau Jawa, Sumatera dan daerah lainnya untuk memenuhi kebutuhan cabai masyarakat yang tinggi," ujarnya.
Menurut dia hasil penjualan cabai sebanyak tiga ton mencapai Rp110 juta dari modal yang dibutuhkan hanya sekitar Rp30 juta, sehingga dapat menambah kas desa, membuka lapangan pekerjaan baru bagi warga.
"Dalam waktu dekat ini kita akan kembali menanam cabai, karena sangat menguntungkan dibandingkan tanaman hortikultura lainnya," katanya.
Ia menambahkan tamanan cabai yang dikembangkan yaitu baskara, kriting, kartika dan cabai kampung sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga petani di daerah itu.
"Selama pengelolaan hingga panen cabai ini, kita melibatkan warga sekitar dengan sistem upah, sehingga dengan adanya pengembangan pertanian lahan bekas tambang ini menampung tenaga kerja yang cukup banyak," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019