Selinsing, Belitung Timur (Antaranews Babel) - BUMDes Selinsing bermitra dengan PT Timah Tbk mengembangkan 13 jenis tanaman buah-buahan di lahan bekas penambangan bijih timah seluas enam hektare, guna meningkatkan produksi buah lokal di daerah itu.
"Kami bersama PT Timah berkeinginan mewujudkan Kabupaten Belitung Timur sebagai sentra buah-buahan," kata Ketua BUMDes Selinsing Muhammad Rais di Selinsing, Sabtu.
Ia mengatakan 13 jenis tanaman buah-buahan yang ditanam di lahan bekas tambang timah tersebut, di antaranya durian, manggis, rambutan, jambu cincalo, jamaika, sukun, belimbing safar, kelenkeng, dan lainnya sudah dilakukan pada 2017 untuk mengurangi ketergantungan pasokan buah impor di daerah itu.
"Penanaman buah-buahan ini program jangka panjang, agar lahan kritis ini menjadi lahan produktif," ujarnya.
Menurut dia, potensi ekonomi pengembangan tanaman buah-buahan di lahan kritis itu sangat besar, karena produksi buah lokal yang terbatas dan tidak sebanding dengan konsumsi buah masyarakat yang tinggi.
"Selama ini dalam memenuhi kebutuhan buah-buahan masyarakat, pedagang hanya mengandalkan pasokan dari luar daerah, sehingga harga buah tersebut tinggi," katanya.
Ia menambahkan pengembangan tanaman buah-buahan ini berjalan dengan baik dan diperkirakan sudah mulai berbuah pada 2021.
"Mudah-mudahan dengan pengembangan buah-buahan ini dapat meningkatkan pendapatan petani dan juga menampung tenaga kerja di perkebunan buah seluas enam hektare tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Kami bersama PT Timah berkeinginan mewujudkan Kabupaten Belitung Timur sebagai sentra buah-buahan," kata Ketua BUMDes Selinsing Muhammad Rais di Selinsing, Sabtu.
Ia mengatakan 13 jenis tanaman buah-buahan yang ditanam di lahan bekas tambang timah tersebut, di antaranya durian, manggis, rambutan, jambu cincalo, jamaika, sukun, belimbing safar, kelenkeng, dan lainnya sudah dilakukan pada 2017 untuk mengurangi ketergantungan pasokan buah impor di daerah itu.
"Penanaman buah-buahan ini program jangka panjang, agar lahan kritis ini menjadi lahan produktif," ujarnya.
Menurut dia, potensi ekonomi pengembangan tanaman buah-buahan di lahan kritis itu sangat besar, karena produksi buah lokal yang terbatas dan tidak sebanding dengan konsumsi buah masyarakat yang tinggi.
"Selama ini dalam memenuhi kebutuhan buah-buahan masyarakat, pedagang hanya mengandalkan pasokan dari luar daerah, sehingga harga buah tersebut tinggi," katanya.
Ia menambahkan pengembangan tanaman buah-buahan ini berjalan dengan baik dan diperkirakan sudah mulai berbuah pada 2021.
"Mudah-mudahan dengan pengembangan buah-buahan ini dapat meningkatkan pendapatan petani dan juga menampung tenaga kerja di perkebunan buah seluas enam hektare tersebut," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019