Accra, Ghana (Antara Babel) - Ratusan perempuan di Accra, Minggu, menggelar protes damai terhadap penculikan lebih dari 200 pelajar dari satu Sekolah Menengah Putri Pemerintah di Nigeria oleh Boko Haram.

Perempuan pemrotes tersebut berpawai melalui beberapa jalan utama di ibu kota Ghana itu dan berakhir di lingkungan Komisaris Tinggi Nigeria, tempat petisi yang ditandatangani oleh lebih dari 300 orang diserahkan.

Demonstran membawa spanduk bermacam tulisan dan meneriakkan slogan solidaritas untuk mengembalikan anak perempuan yang diculik tersebut.

Sebagian spanduk berisi tulisan "Kembalikan anak perempuan kami", "Bebaskan anak perempuan itu sekarang", "Kami menginginkan tindakan sekarang".

Eugene Techie Menson, Kepala Pejabat Pelaksana Yayan Pendidik Muda yang membacakan petisi tersebut atas nama kelompok itu, mengatakan ada keperluan untuk menghormati hak anak perempuan.

"Anak perempuan memiliki hak dasar untuk dididik dan menjadi anak perempuan; anak perempuan memiliki hak yang tak bisa ditolak untuk menjadi anak perempuan," kata Menson.

Petisi itu mendesak Pemerintah Nigeria bertindak cepat, demikian laporan Xinhua, Senin pagi. "Kami cuma wakil suara rakyat Ghana dan rakyat lain di seluruh dunia yang percaya bahwa setiap detik yang berlalu tanpa kita menemukan anak perempuan kita adalah satu detik yang terlalu lama."

Kelompok tersebut juga memohon Komisaris Tinggi agar mendesak Pemerintah Nigeria untuk melakukan apa saja untuk "mengembalikan anak-anak perempuan itu".

Sementara itu, Komisaris Tinggi Nigeria untuk Ghana Ademola Oluseyi Onafonoka, setelah menerima petisi tersebut, meyakinkan kelompok itu bahwa Pemerintah Nigeria bekerja tanpa kenal lelah untuk memulangkan gadis-gadis itu.

Pelajar putri Chibok yang berusia antara 16 dan 18 tahun diculik oleh penyandera mereka April lalu. Para pelajar itu telah dipanggil ke sekolah di desa di Nigeria Utara untuk mengikuti ujian fisika.

Para penculik siswi tersebut menipu mereka sehingga mereka percaya telah diselamatkan dari bahaya yang mengancam, namun mereka menjadi curiga saat dipindahkan melewati Hutan Sambisa yang berbatasan dengan negara tetangga Nigeria, Kamerun.

Kelompok bersenjata di Nigeria, Boko Haram, mengaku bertanggung jawab atas penculikan 276 siswi itu selama penyerbuan ke Desa Chibok di Nigeria Timurlaut itu.

Semua sekolah di daerah tersebut telah ditutup akibat serangkaian serangan belum lama ini. Para pelajar jelas menjadi sasaran serangan itu.

Tindakan Boko Haram tersebut telah mengundang kecaman dari seluruh dunia, termasuk organisasi sub-regional Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS).

Boko Haram --yang berarti "pendidikan Barat adalah dosa", sejak dibentuk pada 2002 telah menewaskan 1.500 orang Nigeria sejak awal tahun ini saja.

Pewarta:

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014