Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan menargetkan pada 2022 Babel menjadi sentra bibit lada nasional, sehingga dapat meningkatkan produksi dan ekspor komonitas khas daerah itu.

"Kami menargetkan pada 2022, Babel sudah mampu menjual bibit lada ke luar daerah," kata Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Minggu.

Untuk merealisasikan target tersebut, Gubernur Kepulauan Babel beberapa waktu lalu berkunjung ke Balai Benih Pertanian Palempang, untuk memastikan kesiapan BBP Pelempang untuk menyusun anggaran 2020 dalam mewujudkan visi misi pemerintah provinsi dalam mengembalikan kejayaan lada putih atau "Muntok White Pepper" ini.

"Kami telah memberikan arahan kepada BBP dalam memenuhi kebutuhan bibit lada petani terhitung 2019 hingga 2022, sekaligus mampu menjual bibit ini ke luar daerah," ujarnya.

Menurut dia dalam merealisasikan program ini, BBP harus segera menyusun anggaran 2020,  karena ini nanti berkaitan langsung terhadap RPJMD balai tersebut.

"Apabila ini berjalan dengan lancar, maka kedepannya kita hanya memberikan pengawasan dan kemampuan sumber daya manusia di balai ini," katanya.

Ia mengatakan dalam mengendalikan BBP yang luasnya mencapai 200 hektare ini dibutuhkan SDM yang berkualitas dan profesional. Selain itu, dibutuhkan kerja sama dengan universitas seperti Universitas Gajah Mada dalam pengawasan dan pembinaan SDM di balai ini.

"Kita sudah bekerja sama dengan UGM dalam menghasilkan bibit berkualitas dan tahan hama penyakit untuk meningkatkan produksi komoditas ekspor ini," katanya.

Ketua Tim Ahli Penangkaran Bibit Lada dari UGM Prof. Bambang Hadisutrisno mengatakan terhitung 2016 telah dilakukan kerja sama dengan Pemprov Babel mengenai pengembangan bibit lada unggul.

"Kami berharap dengan adanya kerja sama ini, Pemprov Babel dapat menyiapkan bibit yang tahan akan penyakit busuk pangkal batang dan penyakit kuning, serta memiliki kualitas unggul. Hingga saat ini, sudah diperbanyak di kebun induk dan 2021 diharapkan dapat memiliki 21 juta bibit," katanya.

Menurut dia untuk menyiapkan tanaman lada yang unggul ini, dibutuhkan beberapa komponen, antara lain penyiapan tanah steril bebas dari penyakit, harus ada mikoriza, trikoderma dan bibit yang jelas.

Sebagai upaya itu, di tempat ini, dikembangkan pembuatan Trikoderma untuk mengendalikan penyakit busuk pangkal batang dan penyakit kuning yang ada dalam tanah. Selain itu, juga di produksi mikoriza dengan fungsi membuat tanaman tahan terhadap penyakit dan tahan pada kekeringan.

Oleh sebab itu, para penangkar bibit lada harus menggunakan SOP itu. Insya Allah dengan bahu membahu dan dilakukan secara terpadu SOP ini, akan menghasilkan tanaman yang unggul dan bebas serta tahan dari penyakit.

"Saya berharap Bangka Belitung akan menjadi kiblat Lada. Kalau orang berfikir Bangka Belitung, maka berfikir Lada. Sebaliknya, kalau orang berfikir Lada orang langsung akan berfikir Bangka Belitung," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019