Jos (Antara Babel) - Amerika Serikat mengirim 80 tentara ke Chad untuk membantu pencarian lebih dari 200 gadis asal Nigeria yang diculik oleh kelompok Boko Haram.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan bahwa kontingen militer tersebut akan tetap tinggal di Chad untuk membantu mengakhiri misteri penculikan itu sampai bantuan tersebut "tidak lagi dibutuhkan."
    
"Para tentara ini akan membantu operasi intelejen, pengintaian, dan pencarian pesawat untuk misi di wilayah utara Nigeria dan sekitarnya," kata Obama dalam suratnya untuk Kongres Amerika Serikat.

Pengiriman tentara tersebut merupakan bantuan tambahan dari Amerika Serikat yang sebelumnya telah mengirim pesawat tak berawak ke Nigeria.

Di sisi lain, Pentagon mengkritik pemerintah Nigeria karena gagal bereaksi cepat atas kebangkitan kelompok Boko Haram--yang bertanggung jawab atas tewasnya ribuan sejak 2009 lalu. Sampai peristiwa penculikan tersebut, Nigeria selama ini menolak tawaran kerja sama dari Barat untuk menghancurkan Boko Haram.

Selain harus menyelesaikan persoalan penculikan, Nigeria juga dihadapkan pada penyelidikan atas serangan bom paling mematikan.

Pada Selasa lalu, bom kembar meledak di Pasar Abuja Baru di pusat kota Jos dan menewaskan setidaknya 118 orang. Sejumlah bangunan juga runtuh akibat ledakan tersebut.

Boko Haram dituduh sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kekejaman kemanusiaan tersebut dan juga sejumlah serangan lain di dekat kota tempat diculiknya pada gadis, Chibok.

Dua desa di dekat kota Chibok dan satu di dekat Danau Chad diserang oleh kelompok Boko Haram. Lebih dari 50 orang kehilangan nyawa dalam serangan yang dilakukan pada Senin dan Rabu itu.

"Mereka memulai menembak dan membakar rumah kami. Kami dipaksa melarikan diri ke semak-semak. Mereka juga membunuh 20 orang," kata Haruna Bitrus, salah satu warga desa yang diserang oleh Boko Haram kepada AFP.

Pewarta:

Editor : Aprionis


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014