Koba, Babel (ANTARA) - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung terus melakukan sosialisasi kepada warga agar tidak membakar lahan untuk berkebun selama musim kemarau karena rawan kebakaran hutan dan lahan dalam skala luas.
"Dengan kondisi hutan kering akibat kemarau, sangat mudah terbakar dan menjalar hingga ke kebun warga yang lain dan bahkan bisa menjalar hingga ke perkampungan penduduk," ujar Kepala Bidang Damkar Dinas Satpol PP Bangka Tengah Arry Purnama di Koba, Jumat.
Pihaknya mencatat sejak Januari hingga September 2023 sudah terjadi 66 kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla), tersebar di beberapa tempat.
"Sejak Januari hingga September 2023 sudah tercatat 66 kasus karhutla yang tersebar di beberapa tempat," kata
Sebanyak 66 kasus karhutla itu sudah membuat hampir seratusan hektare hutan rusak akibat terbakar.
"Kebakaran yang paling parah dan luas terjadi di kawasan gambut di sepanjang jalan kabupaten Desa Penyak hingga Terentang," ujarnya.
Bahkan, kata dia, di dua kawasan itu hampir setiap hari terjadi kebakaran dalam skala kecil namun menjalar secara perlahan hingga meluas ke perkebunan sawit.
"Penyak dan Terentang ini memang berada di kawasan pesisir dengan kondisi hutan gambut yang ditumbuhi ilalang, sehingga mudah terbakar," ujarnya.
Selain itu, kata dia, kawasan tersebut berada di pinggir jalan sehingga pemicu kebakaran cukup banyak, bisa saja dari puntung rokok warga yang melintas atau penyebab lainnya.
"Kami sudah memasang spanduk imbauan dan larangan membakar lahan dan hutan di kawasan tersebut, bagian dari upaya pencegahan," ujarnya.