Jakarta (Antara Babel) - Politikus Golkar Idrus Marham kembali bertugas sebagai Sekretaris Jenderal Partai Golkar di bawah kepemimpinan Ketua Umum Setya Novanto selama masa bakti 2016-2019.
"Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan, maka sudah diputuskan Sekjen adalah Idrus Marham," ujar Setya Novanto dalam pidatonya, di acara penutupan Munaslub di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa.
Novanto juga mengungkapkan bahwa posisi Bendahara Umum Partai Golkar diberikan mandatnya kepada Robert Kardinal sedangkan posisi Ketua Harian diberikan kepada Nurdin Halid.
Dia berharap nantinya seluruh pengurus DPP Golkar merupakan orang-orang yang secara sungguh-sungguh dapat bekerja secara aktif bagi partai.
"Karena waktu tiga setengah tahun itu pendek. Dan sesuai janji saya, saya akan bekerja, setiap hari saya akan datang ke DPD tingkat I dan II," kata dia.
Setya Novanto secara resmi ditetapkan sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar periode 2014-2019 melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa di Bali Nusa Dua Convention Center, Selasa pagi.
"Dengan mengucap 'bismillahirahmanirahim', kita tetapkan pak Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar," ujar Ketua Sidang Munaslub Nurdin Halid di arena Munaslub di Nusa Dua Bali, Selasa.
Dalam penghitungan suara, perolehan suara delapan bakal calon Ketua Umum antara lain Ade Komarudin 173 suara, Setya Novanto 277 suara, Airlangga Hartarto 14 suara, Mahyudin dua suara, Priyo Budi Santoso satu suara, Aziz Syamsuddin 48 suara, Indra Bambang Utoyo satu suara, Syahrul Yasin Limpo 27 suara dan suara tidak sah berjumlah 11, sehingga total suara 554.
Dari hasil tersebut sejatinya Ade dan Novanto masih harus menjalani pemilihan tahap kedua karena keduanya sama-sama memenuhi perolehan suara 30 persen.
Melihat ini, kandidat Ketua Umum Syahrul Yasin Limpo menyarankan agar Ade menganggap hasil tersebut final, tanpa harus menjalani pemilihan putaran kedua.
"Mohon maaf pak Ade, saya menyarankan agar hasil ini dianggap final. Kami berdelapan rasanya cair-cair saja. Ini hanya saran saja," ujar Limpo.
Ade Komarudin kemudian mengambil sikap. Ade yang perolehan suaranya lebih rendah menyatakan agar Novanto segera ditetapkan sebagai Ketua Umum tanpa perlu ada pemilihan putaran kedua.