Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut fatalitas kasus cacar monyet atau Monkey pox (Mpox) di Indonesia rendah dan masih terkendali.
Di Indonesia kasusnya lebih banyak varian clade IIB, ini bisa diobati dan tingkat fatalitasnya kecil sekali, semua yang sakit di Indonesia sembuh, jadi enggak usah khawatir, apalagi kalau dari cacar, itu kan sudah ada vaksin ya, ujar Menkes Budi saat ditemui usai acara peluncuran laboratorium kesehatan masyarakat (labkesmas) di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan hingga saat ini kasus cacar monyet di Indonesia masih tercatat 88 sejak tahun 2022 dan di tahun 2023 sempat naik, kemudian turun lagi pada tahun 2024.
Di Indonesia sendiri tahun 2024 mungkin ada sekitar 12-14 kasus dan belum ada lagi akhir-akhir ini. Kemarin ada satu, masih potensi, tetapi sekarang sedang dicek apakah itu benar-benar Mpox karena kemarin ada empat, tetapi tiga ternyata negatif, yang satu ini sedang dicek di lab, katanya.
Baca juga: WHO: Virus Mpox dapat dihentikan dan dikendalikan
Baca juga: Thailand konfirmasi kasus pertama varian baru virus Mpox
Sebelumnya Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan vaksin Mpox massal bagi masyarakat Indonesia belum diperlukan, karena belum ada rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Ndak perlu, karena WHO pun belum merekomendasikan," ujar dia.
Nadia menjelaskan saat ini vaksin tersebut diprioritaskan bagi kelompok yang berisiko terpapar virus itu. Sedangkan terkait persediaan vaksin cacar monyet, Nadia mengatakan bahwa stok tahun ini masih cukup, sehingga belum ada urgensi untuk menambah.
Sementara itu WHO merekomendasikan "vaksinasi terarah" dalam upaya melawan cacar jenis Mpox. Menurutnya. menghentikan penyebaran Mpox lebih mudah daripada menangani COVID-19.