Pangkalpinang (ANTARA) - Sejak Bapak Presiden Prabowo menggelorakan program Asta Cita yang salah satunya membangun Indonesia dari desa dan dari bawah untuk pemerataan dan pertumbuhan ekonomi serta pengentasan kemiskinan, berbagai upaya yang dilakukan baik oleh pemerintah pusat (Kementerian dan Lembaga) maupun pemerintah daerah untuk menjalankan program tersebut.
Dari konteks pemahaman Asta Cita keenam ini, Desa bukan lagi dipandang hanya sebagai lokus dan fokus, tetapi diharapkan menjadi subyek atas pembangunan itu sendiri.
Desa sebagai ruang kehidupan dan penghidupan, maka masyarakat dipandang sebagai aktor utama dalam menggerakkan pembangunan. Karena itu kualitas SDM masyarakat desa harus menjadi perhatian utama, baik skill, kompetensi, ataupun investasi generasi di masa yang akan datang menyambut bonus demografi pada Indonesia emas tahun 2045.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG). Dibentuknya Badan Gizi Nasional yang secara teknis akan mengawal dan mengoperasionalkan program unggulan makan siang bergizi gratis ini, sebagai upaya menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan handal dalam menyongsong masa depannya dan masa depan bangsa.
Program ini bertujuan memastikan anak-anak atau kelompok sasaran mendapatkan asupan nutrisi yang memadai untuk pertumbuhan fisik, perkembangan otak, dan meningkatkan imunitas tubuh. Dengan gizi yang cukup, anak-anak dapat lebih fokus dan produktif dalam belajar. Karena kekurangan nutrisi sering kali berdampak negatif pada kemampuan kognitif dan konsentrasi anak-anak dalam belajar ataupun dapat berdampak pada pertumbuhan mereka.
Menyambut program Makan Bergizi Gratis, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga melakukan ujicoba di bulan November dan Desember tahun 2024 yang lalu di setiap kabupaten dan kota.
Penyelenggaraan simulasi program makan siang bergizi ini bertujuan agar dapat memberikan kemanfaatan yang optimal, efektif dan efisien dalam mencapai sasaran, dan memberikan multi player effects positif dalam pengembangan perekonomian masyarakat.
Uji coba dilakukan di seluruh wilayah kab/kota dengan sasaran 9.048 siswa dengan melibatkan pihak ketiga yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Uji coba mencakup beberapa rangkaian kegiatan, dimulai dari identifikasi siswa yang akan mendapatkan makan bergizi gratis, penyusunan perencanaan dan penganggaran, koordinasi dengan pihak terkait, pengadaan bahan baku dan persiapan dapur, proses memasak, distribusi makanan, sosialisasi dan edukasi, monitoring dan evaluasi serta pelaporan. Dari simulasi pelaksanaan makan siang bergizi gratis ada beberapa kendala yang dihadapi, antara lain :
a. Penyedia kesulitan dalam menghitung takaran gizi yang pas untuk pelajar.
b. Teridentifikasi beberapa bahan baku mengandung formalin.
c. Beberapa anak alergi terhadap jenis makanan tertentu.
d. Terdapat jenis makanan yang dalam waktu singkat berubah rasa sehingga tidak layak dimakan.
e. Terdapat siswa yang belum terbiasa makan sendiri (TK dan PAUD).
f. Lokasi sekolah jauh dari jangkauan penyedia sehingga mempengaruhi kualitas makanan
Memperhatikan kondisi lapangan saat ujicoba, dan memperhatikan kendala yang dihadapi, tim merekomendasikan :
a. Penyedia Program Makan Bergizi Gratis tidak diberikan hanya kepada satu pelaku usaha saja, dengan tujuan untuk memberi kesempatan/peluang usaha kepada pelaku usaha lainnya serta menjamin kualitas makanan bergizi yang akan diberikan kepada anak sekolah.
b. Mendorong kelompok masyarakat/petani untuk menyediakan sumber bahan pangan lokal, sehingga pada saat pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis yang ada di wilayah masing-masing tidak bergantung kepada pasokan bahan pangan yang berasal dari luar daerah.
c. Pemberian Makan Bergizi Gratis pada anak PAUD hingga SD sebaiknya diberikan pada pagi hari, sedangkan untuk anak SMP dan SMA diberikan pada saat makan siang.
d. Menyusun daftar menu dengan kadar gizi yang sesuai sehingga para siswa tidak bosan menikmati makanan yang telah disediakan dan memastikan makanan tersebut halal, segar dan aman untuk dikonsumsi.
e. Meningkatkan koordinasi, konsolidasi dan pendampingan Program Makan Bergizi Gratis lintas sektor secara berjenjang.
f. Melakukan pemantauan dan pengawasan pelaksanaan makan bergizi gratis secara berjenjang agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik.
Peluang transformasi ekonomi Bangka Belitung
Jumlah siswa dari jenjang TK, SD, SMP dan SMA/SMK terdata di Dinas Pendidikan Provinsi Bangka Belitung sebanyak 260.704 anak. Apabila dengan pagu per menu Rp10.000, 00 maka per hari akan ada uang beredar Rp2.607.040.000,00. Artinya jika dikelola dengan baik, uang Rp2,6 miliar per hari jika disinergikan dengan potensi desa, akan berdampak signifikan terhadap pergerakan ekonomi masyarakat.
Program makan bergizi gratis ada peluang yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Bangka Belitung untuk andil melalui penyediaan bahan baku yang diperlukan dapur untuk memasak makanan yang akan diberikan kepada anak-anak yang menjadi sasaran. Bahan baku seperti beras, sayur, daging, telur, ikan dan sejenisnya adalah komoditas yang sebenarnya bisa dihasilkan oleh masyarakat Babel.
Jika ini ditangkap sebagai peluang, maka masyarakat bisa memulai menanam dan budidaya komodite yang diperlukan dapur. Kita ketahui bersama selama ini masyarakat Babel lebih banyak mengandalkan dari sektor tambang ketimbang pertanian, padahal peluangnya masih cukup besar. Kebutuhan-kebutuhan tersebut lebih banyak didatangkan dari luar daerah seperti Palembang dan Jawa.
Di tengah kondisi tambang yang sedang tidak baik saat ini, masyarakat perlu melakukan transformasi perekonomian salah satunya di sektor pertanian, peternakan, holtikultura, perkebunan dan perikanan. Tentu ini tidak mudah, perlu kerja keras dan kolaborasi antara pemerintah daerah, pemerintah desa, masyarakat dan pelaku yang mendapatkan mandat dalam menjalankan program makan siang bergizi.
Pemerintah daerah bisa berperan dalam memberikan pendampingan dan kebijakan stimulan dalam upaya budidaya seperti memanfaatkan kebijakan 20 persen dana desa untuk ketahanan pangan dan swasembada pangan serta dukungan APBD melalui stimulan kepada petani dan kelompok budidaya lainnya.
Para tenaga penyuluh untuk melakukan pendampingan dalam budidaya, juga mengkonsolidasikan agar ada kepastian off taker dari hasil produksi masyarakat. Bumdes atau BUMD bisa dijadikan salah satu kelembagaan yang dipercaya dan dijadikan konsolidator dari hasil-hasil produksi yang dihasilkan masyarakat.
Oleh karena itu perlu ditata dan dilakukan koordinasi yang intensif serta kejelasan hubungan antar peran kelembagaan yang saling sinergi agar masyarakat tidak menjadi penonton di tengah program yang mulia ini.
*) Sugito S Sos MH adalah Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung dan juga menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Desa