Jakarta (Antara Babel) - Sembilan orang terduga teroris kelompok Abu
Nusaibah yang berbaiat kepada ISIS membagi dua kelompoknya untuk
memanfaatkan situasi ricuh pada unjuk rasa "Bela Islam" 4 November 2016.
"Pimpinannya,
Abu Nusaibah membagi dua kelompoknya, ada yang bergerak ke Penjaringan,
ada yang merapat ke DPR," kata Kadivhumas Polri Irjen Pol Boy Rafli
Amar di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan, Jumat malam (4/11)
setelah terjadi bentrok antara demonstran dengan petugas keamanan, Abu
Nusaibah memerintahkan Wandi Sopandi alias Abu Usama untuk mengumpulkan
kelompok Khafilah Syuhada yakni kelompok Al-Hawariyun agar berkumpul di
Mesjid Al Fatah, Menteng.
Kadivhumas mengatakan saat itu yang
hadir di Mesjid Al Fatah adalah Wandi Sopandi, Dimas Adi Saputra, Wahyu
Widada, Ibnu Aji Maulana, Zubair, Reno Suhartono dan beberapa anggota
Hawariyun.
Pukul 20.00 WIB, mereka berkumpul di halaman Mesjid Al
Fatah, sementara di dalam masjid ada Abu Nusaibah, Samsudin Uba dan
Ibnu Aji Maulana.
Kemudian pukul 20.30 WIB, Abu Nusaibah keluar
menuju halaman masjid dan memerintahkan Wandi Sopandi untuk membagi
kelompoknya menjadi dua.
"Kelompok 1 dipimpin oleh Abu Fatir
untuk bergerak ke Penjaringan (Jakarta Utara), karena sudah terjadi
rusuh di Penjaringan. Kelompok 2 dipimpin oleh Abu Nusaibah untuk
bergerak bergabung dengan massa di DPR," kata mantan Kapolda Banten itu.
Tujuan
rencana ini agar kelompok ini bisa berhadapan langsung dengan aparat
saat ricuh dan mencari kelengahan aparat untuk merebut senjata api.
Dari
hasil pemeriksaan diketahui, kelompok yang bergerak ke Penjaringan,
tidak bergabung dengan massa, melainkan langsung menyusup ke barisan di
belakang polisi untuk mencari kelengahan aparat.
"Tapi karena
saat itu bentrok sudah berhasil dikendalikan oleh aparat kemanan,
akhirnya kelompok 1 pimpinan Abu Fatir di Penjaringan bergerak menuju ke
DPR untuk bergabung bersama massa di sana," ujarnya.
Ia
menambahkan, kelompok ini tidak mengikuti aksi demonstrasi sejak siang,
melainkan hanya memanfaatkan situasi bila terjadi ricuh.
"Dari
pengakuan mereka, mereka bergerak berkumpul di Masjid Al Fatah dari
rumah masing-masing, tidak ikut demo di siang harinya, karena mereka
akan memanfaatkan jika situasi rusuh saja," imbuh Boy.
Sebelumnya Densus 88 menangkap sembilan terduga teroris kelompok Abu Nusaibah beberapa waktu lalu di Jakarta dan Bekasi.
"Awalnya
yang ditangkap ada tujuh, lalu ditangkap lagi dua (orang) menjadi
sembilan orang. Mereka ini terdeteksi para pemuda yang berbaiat langsung
ke pimpinan ISIS. Selain itu mereka juga bertekad memberikan bantuan
bagi WNI yang hendak gabung ISIS ke Suriah," katanya.
Menurutnya,
kelompok ini terbukti menyusup pada aksi 4 November dengan melakukan
pemufakatan jahat untuk melakukan kegiatan teror.
"Jadi omongan
Kapolri yang bilang aksi 4 November disusupi kelompok radikal itu benar.
Buktinya dilakukan penangkapan pada sembilan orang ini," imbuhnya.
Kesembilan
orang yang diamankan itu adalah Saulihun alias Abu Nusaibah alias Abu
Hilyah alias Abu Husnia alias Abu Faqih alias Abu Islam alias Abu Hasan
alias Abu Iksan alias Pak Slamet; Alwandi Supandi alias Abu Usama alias
Aseng alias Sabeni; Reno Suharsono alias Kholid alias Jack alias Alex;
Wahyu Widada; Dimas Adi Saputra alias Ali; Ibnu Aji Maulana alias Ibnu
alias Indra; Fuad alias Abu Ibrohim; Zubaidar dan Agus Setyawan alias
Agus alias Andi Syahputra.
"Kelompok ini bermain keruh, mereka
ikut kegiatan seolah sama (unjuk rasa) tapi padahal punya agenda
terselubung yakni rebut senjata petugas. Mereka lihat momennya pas,
sejauh ini kami belum lihat ada indikasi terkait dengan koordinator
demo," ujar dia.