Jakarta (ANTARA) - Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Putri Kusuma Wardani mengakui inkonsistensi permainan masih menjadi tantangan terbesar dalam upayanya bersaing di level elite, setelah tersingkir di babak pertama BWF World Tour Super 1000 China Open 2025.
Putri yang menempati peringkat 10 dunia sebelumnya menargetkan setidaknya lolos ke perempat final. Namun ambisi itu pupus setelah kalah dari wakil Korea Selatan Sim Yu Jin dengan skor 14-21, 21-14, 19-21 di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, Selasa.
"PR saya masih sama dari dua turnamen ini, fokus dan konsistensi. Poin-poin krusial yang harusnya bisa saya ambil, malah lepas karena permainan saya masih naik-turun,” kata Putri dalam keterangan tertulis setelah laga.
Pernyataan itu bukan tanpa dasar. Dalam tiga turnamen besar tahun ini seperti di level Super 1000 yaitu Malaysia Open, All England, Indonesia Open, dan kini China Open, Putri mengalami pola serupa, mampu tampil menekan, tapi kesulitan menjaga stabilitas hingga akhir laga.
Bahkan dalam duel melawan Sim, Putri sempat bangkit di gim kedua dan membuka peluang besar saat skor ketat di gim ketiga. Namun lagi-lagi, ia kehilangan kendali permainan di momen penentuan.
Baca juga: Rehan/Gloria hanya butuh waktu 31 menit untuk lanjut ke babak kedua China Open 2025
Baca juga: Putri KW langsung tersingkir di China Open 2025
"Di poin-poin akhir, pengembalian saya malah mempermudah lawan. Saya kurang membaca pergerakan, dan dia bisa merancang serangan,” ujar Putri.
Hasil ini juga memperpanjang rekor buruk Putri saat berhadapan dengan Sim Yu Jin. Dalam empat pertemuan terakhir, Putri baru sekali mencatat kemenangan.
Kekalahan di Changzhou sekaligus menjadi catatan paling mengecewakan dari Putri di musim ini. Sebelumnya, ia menunjukkan progres menjanjikan dengan melaju hingga perempat final di Malaysia dan Indonesia Open.
Saat ini, sektor tunggal putri Indonesia hanya menyisakan Gregoria Mariska Tunjung yang akan menghadapi wakil Jepang Kaoru Sugiyama di babak 32 besar.