Tanjung Pandan (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mencatat kelompok makanan, minuman, dan tembakau penyumbang inflasi sebesar 0,86 persen pada Oktober 2025.
"Kelompok ketiga jenis itu sebagai salah satu penyumbang inflasi sebesar 0,86 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Belitung, Baiq Kurniawati di Tanjungpandan, Selasa.
Hanya saja, kata dia, angka inflasi pada Oktober 2025 itu lebih rendah dibanding Oktober 2024, Kota Tanjungpandan mengalami inflasi tahun ke tahun sebesar 2,37 persen.
"Sedangkan komoditas penyumbang inflasi bulan ke bulan terbesar secara umum adalah daging ayam ras sebesar 0,67 persen, sawi hijau 0,10 persen, dan cabai merah 0,08 persen," jelas dia.
Ia mengatakan, tingginya harga ayam ras yang mencapai Rp50 ribu sampai Rp55 ribu per kilogram di atas harga normal Rp38 ribu sampai Rp40 ribu per kilogram,
"Tingginya harga ayam ras di tingkat pedagang tradisional akibat pasokan bibit ayam yang tidak mencukupi kebutuhan, sementara permintaan ayam ras meningkat di periode Oktober 2025 karena pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG)," katanya.
Menurut dia, mayoritas kebutuhan pangan masyarakat di Kabupaten Belitung di pasok dari luar pulau Belitung seperti, dari Jawa, Palembang dan sejumlah kota yang lain.
"Kita semua berharap harga kebutuhan pangan masyarakat terutama ayam ras kembali normal seperti semula yang hanya rata-rata Rp38 ribu per kilogram," ujar dia.
