Pangkalpinang (ANTARA) - PT Timah Tbk melatih warga Karimun Provinsi Kepulauan Riau membatik ecoprint, guna mendorong pertumbuhan wirausaha baru dan memperkuat ekonomi local di lingkungan operasional perusahaan itu.
"PT Timah berharap kegiatan ini diharapkan dapat memantik semangat generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan budaya Indonesia," kata Departement Head Corporate Communication PT Timah Tbk Anggi Siahaan di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan pelatihan membatik ecoprint PT Timah Tbk di Kabupaten Karimun kali ini bertajuk 'Pelatihan Membatik Ecoprint Sebagai Sarana Pelestarian Kebudayaan' diikuti 20 peserta, sebagai komitmen PT TIMAH Tbk dalam mendukung keberlanjutan budaya Indonesia, khususnya batik sebagai warisan budaya yang telah diakui dunia.
"Melalui teknik ecoprint, peserta diajak memanfaatkan dedaunan, bunga, dan tumbuhan sekitar untuk menghasilkan motif-motif alami yang unik tanpa bahan kimia berbahaya serta menghadirkan motif dengan motif khas daerah," katanya.
Instruktur Pelatihan Batik Ecoprnt Bella Kartika Aprilia menyebutkan para peserta sangat antusias mengikuti pelatihan berbagai teknik membatik, metode ecoprint dengan teknik dikukus, teknik pewarnaan dan lainnya.
"Karimun ini sudah punya ke khasan misalnya motif daun kundur, ini yang harus dikembangkan sehingga ini menjadi ciri khas dari daerah sini dan menjadi pembeda batik ecoprint di sini dengan daerah lainnya. Tentu ini nantinya akan menjadi branding baru bagi daerah ini," ucapnya.
Ia berharap PT Timah Tbk dapat mendampingi dan membina para peserta pelatihan sehingga mereka bisa mengembangkan berbagai produk batik.
"Semoga pelatihan ini tidak hanya sekadar pelatihan tapi bis dikembangkan menjadi pemberdayaan masyarakat, sehingga bisa meningkatkan nilai ekonomi masyarakat di daerah ini," katanya.
Salah satu peserta Mira Azura mengaku sangat antusias dan bersyukur bisa mengikuti pelatihan karena banyak ilmu baru terutama tentang ecoprint.
"Ini sangat seru sekali, karena ini ilmu yang sangat mahal yang saya dapatkan karena belum pernah sama sekali. Dari hari pertama kita diajarkan pembuatan mal, pencatingan, pencetakan, pencelupan hingga pewarnaan alami menggunakan daun-daun yang ada di kebun. Ada batik tulis, celup dan ecoprint," katanya.
