Jakarta (Antara Babel) - Cendekiawan Muslim asal India Dr Zakir Abdul
Karim Naik mengatakan untuk menjadi dai yang baik harus menguasai kitab
suci Al Quran dengan baik.
"Harus punya dasar yang kuat yaitu Al Quran. Maka itu pentingnya
penguasaan ayat," kata Zakir Naik dalam Silaturrahim dengan Pimpinan
Pusat Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Jumat.
Dia menjelaskan, ada empat faktor untuk menjadi dai yang baik
terutama dalam upaya menangkal upaya-upaya pengikisan akidah dari luar
Islam.
Selain menguasai Al Quran, juga harus punya referensi dari kitab
suci agama lain, serta memiliki penalaran yang baik dan harus
berdasarkan ilmu pengetahuan.
"Ada 25 ayat yang harus kita hafalkan, jadi kunci, itu benar-benar
harus dikuasai ketika berdakwah," tambah dai yang juga berprofesi
sebagai dokter itu.
Dia menjelaskan, para pendakwah juga harus melakukan survei, ketika
penceramah agama lain menggunakan ayat kitab suci mereka, maka dai
harus benar-benar paham juga sehingga bisa melakukan upaya pencegahan.
"Ada 75-100 ayat yang dikutip misionaris. Untuk mengcounter kita
juga ada 75-100 ayat bisa kita counter. Artinya kalau seorang dai bisa
menghafal 100 ayat bisa mendakwah ke pemimpin tertinggi agama lain
sekalipun," katanya.
Cendekiawan Muslim dengan nama lengkap Dr Zakir Abdul Karim Naik
selain seorang dai dan mubaligh, juga seorang penulis buku-buku
keislaman dan perbandingan agama.
Dokter medis itu sudah menjadi dai sejak 1991. Ia mendirikan
Islamic Research Foundation (IRF) sebuah organisasi nirlaba yang
memiliki dan menyiarkan jaringan saluran TV gratis Peace TV dari Mumbai,
India.
Ceramah-ceramahnya maupun debat tentang perbandingan agama bisa dengan mudah diakses melalui internet.
Zakir Naik akan berceramah di lima kota di Indonesia yaitu di
Bandung, Yogyakarta, Ponorogo, Bekasi dan Makassar sejak 1-10 April
2017.
(Baca juga: Berikut jadwal dakwah Zakir Naik di Indonesia)
Zakir Naik: Dai Harus Kuasai Al Quran
Jumat, 31 Maret 2017 22:03 WIB
Ada 25 ayat yang harus kita hafalkan, jadi kunci, itu benar-benar harus dikuasai ketika berdakwah,