Magelang (Antara Babel) - Metode "Bismillah" dengan media plastisin dalam
pembelajaran baca tulis Al Quran yang digagas para mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Magelang mempermudah penyandang tunarungu
belajar mengaji.
Ketua tim program kreativitas mahasiswa (PKM) UM Magelang, Monica
Subastia di Magelang, Selasa, mengatakan metode "Bismillah" merupakan
singkatan dari belajar iqro sambil bermain agar asyik dan mudah.
Proposal berjudul "Penerapan Metode Bismillah dengan Media
Plastisin dalam Pembelajaran BTQ bagi Anak Penyandang Tunarungu di
YPPALB B Kota Magelang" merupakan satu dari 28 proposal mahasiswa UM
Magelang yang lolos PKM Dikti Tahun 2017.
Proposal tersebut disusun oleh lima mahasiswa Fakultas Agama Islam
(FAI) UM Magelang yakni Monica Subastia, Zumrotus Sholihah, Chusna
Fadhila, Dina Suci Wahyuningtyas, dan Rizqi Ayu Maulida di bawah
bimbingan Kanthi Pamungkassari.
Monica mengatakan Kota Magelang memiliki sekolah khusus bagi anak
penyandang tunarungu dan tunawicara serta tunagrahita. Sekolah yang
bernaung di bawah Yayasan Pendidikan dan Penyantunan Anak Luar Biasa
(YPPALB) Kota Magelang itu memiliki 149 siswa, terdiri atas 60 siswa
tunarungu dan 89 siswa tunagrahita.
Walaupun memiliki keterbatasan, katanya ternyata minat mereka
untuk mengaji sangat tinggi. Hal itu terlihat dari rajinnya mereka hadir
dalam TPQ walaupun terdapat kendala berupa sarana dan prasarana yang
membuat proses mengaji mereka menjadi terhambat.
Ia menjelaskan pada mulanya dia bersama keempat teman-temannya
melakukan kegiatan pengenalan huruf hijaiyyah yang dilakukan pada 9 Mei
2017. Tahapan berikutnya adalah praktik sekaligus pembentukan komunitas
guru yang disahkan oleh kepala sekolah yang dilakukan pada 10 Mei 2017.
Berikutnya adalah evaluasi dan pelatihan komunitas yang diadakan
pada 10-12 Mei 2017. Pada tahap akhir diadakan gebyar anak Sholeh
sekaligus penutupan kegiatan dan pendampingan.
Menurut dia metode yang dilakukan adalah dengan cara membagikan
plastisin/malam kepada para siswa, kemudian guru menulis huruf hijaiyyah
di white board. Setelah itu guru bersama murid mempraktikkan metode
Bismillah tersebut dengan membentuk plastisin yang sudah dibagikan untuk
dibentuk menjadi huruf hijaiyyah yang sudah ditulis dan dijelaskan oleh
guru.
Metode "Bismillah" Permudah Siswa Tunarungu Mengaji
Rabu, 14 Juni 2017 0:07 WIB