Pekanbaru (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo berpesan kepada anak-anak
Indonesia supaya tidak melakukan perundungan kepada teman-temannya.
"Saya titip pesan seperti barusan drama tadi, tidak boleh mem-bully
teman-temannya, setuju? Tidak boleh mengejek temannya, tidak boleh
mencemooh, tidak boleh mencela temannya," katanya pada peringatan Hari
Anak Nasional 2017 di Lapangan Gedung Daerah Pauhjanggi Provinsi Riau di
Pekanbaru, Minggu.
"Anak-anak harus saling menghargai, saling membantu, saling menolong.
Kalau ada temannya yang sakit harus ditengok, kalau saat menengok jangan
lupa bawa roti, bawa makanan biar cepat sembuh. Setuju kalau mencemooh,
mengejek itu tidak boleh?" tanya Presiden kepada anak-anak.
"Setujuu," jawab anak-anak yang menghadiri perayaan tersebut.
Dalam beberapa pekan terakhir di media sosial beredar video
perundungan terhadap
siswi SMP di Jakarta. Selain itu, beredar pula video perundungan
terhadap seorang mahasiswa berkebutuhan di Universitas Gunadharma
Depok.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Yohana Yambise mengakui kasus kekerasan terhadap anak masih tinggi,
khususnya di Riau.
"Ada hal lain yang menjadi masalah di seluruh Indonesia, khususnya di
Riau. Riau tercatat terbesar nomor 2 di Indonesia untuk kasus KDRT
(Kekerasan Dalam Rumah Tangga), pernikahan dini anak dan lebih miris
lagi trafficking anak di Batam termasuk Tanjung Pinang," kata Yohana.
Ia berharap Forum Anak Nasional yang menjadi forum
pendahuluan peringatan Hari Anak Nasional dapat bersama-sama pemerintah
menyosialisakan kampanye antikekerasan terhadap anak-anak.
"Ibu menteri tadi menanyakan langsung apakah masih ada pernikahan
usia muda? Anak-anak masih kecil dipaksakan untuk menikah, apakah
anak-anak setuju menikah di usia muda?" tanya Yohana kepada peserta.
"Tidaak," jawab anak-anak.
"Setelah itu masih ada kasus kekerasan terhadap anak, orang tua masih pukul anak tidak?" tanya Yohana.
"Masiih," jawab anak-anak.
"Wah ini berarti keluarga belum ramah anak, di sekolah guru-guru masih pukul anak tidak?" tanya Yohana.
"Masiih," jawab anak-anak, yang jumlahnya sekitar 3.000 orang.
"Mana gurunya dipanggil Ibu Menteri. Berhadapan dengan anak-anak
tidak boleh ada kekerasan fisik, tidak boleh ada baku pukul, tidak boleh
ada bullying anak-anak, diingatkan, jangan ada bullying anak," tegas
Yohana.
Acara peringatan Hari Anak Nasional juga dihadiri oleh Ibu Mufidah
Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
(PMK) Puan Maharani, Menteri Sekretariat Kabinet Pratikno, Kepala Badan
Kreatif Indonesia Triawan Munaf serta sejumlah gubernur kepala daerah
antara lain Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dan Gubernur DKI
Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan istri.