Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan meminta Bupati Bangka Barat Markus untuk fokus meningkatkan keberadaan Muntok sebagai kota tua bersejarah "kota heritage", guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah itu.
"Kita harus fokus meningkatkan "tagline" atau keberadaan Muntok sebagai Kota Heritage," kata Erzaldi Rosman Djohan saat Pelantikan dan Pengucapan Sumpah Jabatan Bupati Bangka Barat sisa masa jabatan 2016 - 2021 di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan peningkatan keberadaan Muntok sebagai kota tua bersejarah ini sesuai dengan visi misi Pemerintah Provinsi Kepulauan Babel dalam mentranformasikan dari penambangan bijih timah ke sektor pariwisata.
"Heritage ini mempunyai nilai tersendiri, diatur sedemikian rupa dan dijual ke pasar dunia melalui teknologi informasi," ujarnya.
Ia menyakini sumber daya manusia di lingkungan Pemkab Bangka Barat mampu meningkatkan dan menjual pariwisata kota tua bersejarah ini ke penjuru dunia, sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan manca negara ke daerah itu.
"Muntok harus dijual pariwisatanya. Oleh karena itu, dari sekarang kita harus fokus meningkatkan pariwisata sejarah ini untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan perekonomian masyarakat di daerah tersebut," katanya.
Ia mengatakan untuk menjual pariwisata sejarah ini harus memiliki strategi. Minsalnya, kalau kita mau menangkap ayam maka ayam tersebut jangan dikejar, kalau dikejar maka dia akan lari.
Bagaimana cara menangkapnya, maka ayam tersebut dikasih makan.
"Tantangan Bupati Bangka Barat, Markus kedepannya sangat besar beratnya. Oleh karena itu, diharapkan bupati yang baru dilantik ini untuk segera menata sumber daya manusia, agar pembangunan pariwisata dan pelayanan masyarakat lebih optimal," katanya.
Kabupaten Bangka Barat selain memiliki wisata pantai yang cantik dan eksotik, tetapi juga memiliki wisata sejarah yang bernilai tinggi.
Dahulu Muntok merupakan kota pelabuhan yang penting. Melalui kota inilah komoditas unggulan berupa lada putih serta bijih timah yang ditambang besar-besaran di Muntok dan sekitarnya diangkut oleh kapal-kapal Pemerintah Hindia Belanda menuju Eropa.
Mengingat pentingnya peran kota ini di masa kolonial, maka tidak heran banyak ditemukan bangunan tua sebagai saksi peninggalan Hindia Belanda yang masih kokoh berdiri. Selain bangunan bernuansa kolonial, di kota tua ini juga terdapat bangunan kuno bernuansa China dan Melayu.
Keberadaan bangunan-bangunan tersebut seolah menjadi saksi bisu perjalanan sejarah kota tua ini sekaligus menjadi keunikannya. Berdasarkan sisa peninggalan bangunan sejarahnya, Muntok secara umum dibagi menjadi 3 kawasan, yaitu: Kampung Melayu, Eropa, dan China.
Tidak hanya itu, di Kota Muntok juga terdapat dua gedung tua yang terkenal perannya dalam sejarah perjuangan bangsa, yaitu Pesanggrahan Menumbing dan Wisma Ranggam. Kedua bangunan tersebut pernah menjadi tempat pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta saat dibuang Belanda tahun 1948-1949. Selain kedua tokoh tersebut, sejumlah tokoh penting lainnya juga pernah menempati dua bangunan bersejarah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Kita harus fokus meningkatkan "tagline" atau keberadaan Muntok sebagai Kota Heritage," kata Erzaldi Rosman Djohan saat Pelantikan dan Pengucapan Sumpah Jabatan Bupati Bangka Barat sisa masa jabatan 2016 - 2021 di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan peningkatan keberadaan Muntok sebagai kota tua bersejarah ini sesuai dengan visi misi Pemerintah Provinsi Kepulauan Babel dalam mentranformasikan dari penambangan bijih timah ke sektor pariwisata.
"Heritage ini mempunyai nilai tersendiri, diatur sedemikian rupa dan dijual ke pasar dunia melalui teknologi informasi," ujarnya.
Ia menyakini sumber daya manusia di lingkungan Pemkab Bangka Barat mampu meningkatkan dan menjual pariwisata kota tua bersejarah ini ke penjuru dunia, sehingga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan manca negara ke daerah itu.
"Muntok harus dijual pariwisatanya. Oleh karena itu, dari sekarang kita harus fokus meningkatkan pariwisata sejarah ini untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan perekonomian masyarakat di daerah tersebut," katanya.
Ia mengatakan untuk menjual pariwisata sejarah ini harus memiliki strategi. Minsalnya, kalau kita mau menangkap ayam maka ayam tersebut jangan dikejar, kalau dikejar maka dia akan lari.
Bagaimana cara menangkapnya, maka ayam tersebut dikasih makan.
"Tantangan Bupati Bangka Barat, Markus kedepannya sangat besar beratnya. Oleh karena itu, diharapkan bupati yang baru dilantik ini untuk segera menata sumber daya manusia, agar pembangunan pariwisata dan pelayanan masyarakat lebih optimal," katanya.
Kabupaten Bangka Barat selain memiliki wisata pantai yang cantik dan eksotik, tetapi juga memiliki wisata sejarah yang bernilai tinggi.
Dahulu Muntok merupakan kota pelabuhan yang penting. Melalui kota inilah komoditas unggulan berupa lada putih serta bijih timah yang ditambang besar-besaran di Muntok dan sekitarnya diangkut oleh kapal-kapal Pemerintah Hindia Belanda menuju Eropa.
Mengingat pentingnya peran kota ini di masa kolonial, maka tidak heran banyak ditemukan bangunan tua sebagai saksi peninggalan Hindia Belanda yang masih kokoh berdiri. Selain bangunan bernuansa kolonial, di kota tua ini juga terdapat bangunan kuno bernuansa China dan Melayu.
Keberadaan bangunan-bangunan tersebut seolah menjadi saksi bisu perjalanan sejarah kota tua ini sekaligus menjadi keunikannya. Berdasarkan sisa peninggalan bangunan sejarahnya, Muntok secara umum dibagi menjadi 3 kawasan, yaitu: Kampung Melayu, Eropa, dan China.
Tidak hanya itu, di Kota Muntok juga terdapat dua gedung tua yang terkenal perannya dalam sejarah perjuangan bangsa, yaitu Pesanggrahan Menumbing dan Wisma Ranggam. Kedua bangunan tersebut pernah menjadi tempat pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta saat dibuang Belanda tahun 1948-1949. Selain kedua tokoh tersebut, sejumlah tokoh penting lainnya juga pernah menempati dua bangunan bersejarah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019