PT Timah Tbk terus berupaya meningkatkan kreatifitas dan inovasi perajin pewter mengolah logam timah menjadi produk kerajinan yang lebih menarik dengan harga terjangkau oleh seluruh kalangan masyarakat.

"Selama ini perajin pewter hanya menggunakan bahan baku timah, sehingga harga produk kerajinan yang dihasilkan tinggi dan hanya terjangkau masyarakat menengah ke atas," kata  Kepala Bidang Kemitraan PT Timah Tbk, Erwan Sudarto di Pangkalpinang, Rabu.

Oleh karena itu, PT Timah Tbk mengajak perajin pewter di Pulau Bangka untuk belajar ke perajin Timbul Kasongan di Jogyakarta untuk meningkatkan ide kreatif perajin khas daerah ini.

"Perajin di Jogyakarta ini mengkombinasikan patung kayu dengan alunimiun dan harganya cukup terjangkau oleh seluruh kalangan masyarakat," katanya.

Menurut dia ide dan kreativitas perajin Jogyakarta ini menghasilkan kerajinan yang unik, menarik dan kebanyakan diminati wisatawan manca negara.

"Harga kerajinan pewter ini tergantung bahan baku, apalagi harga timah mahal dan otomatis kerajinan khas Bangka ini juga mahal," ujarnya.

Minsalnya, harga kerajinan pewter miniatur kapal layar, kapal keruk berkisar Rp2 juta hingga Rp5 juta, gantungan kunci Rp100 ribu dan lainnya yang harga lebih tinggi dibandingkan produk kerajinan daerah lainnya.

"Harga kerajinan ini tergantung banyaknya bahan baku timah yang digunakan. Kerajinan pewter ini ditimbang terlebih dahulu dan ditambah upah membuat produk kerajinan timah ini," ujarnya.

Ia menambahkan pewter adalah logam campuran antara Timah (Sn) yang memiliki kandungan hingga 97 persen dengan Tembaga (Cu) kandungan 2%,dan 1% Antimony (Sb) yang dikreasikan menjadi aneka kerajinan kreatif.

Asal kata pewter tidak sepenuhnya diketahui, tapi diperkirakan merupakan modifikasi Bahasa Inggris dari kata spelter”. Sekitar abad ke 15, perajin-perajin Inggris mulai menempa timah menjadi alat makan dan minum kerajaan, yang ditambang secara lokal di Cornwall, Inggris. Kerajinan timah ini selanjutnya dikenal dengan kata peauteur dalam Bahasa Belanda, piautre dalam Bahasa Perancis, peltro dalam Bahasa Italia, dan peltre dalam Bahasa Spanyol.

"Kita berharap kerajinan pewter ini dapat dikombinasika8n dengan bahan baku lainnya seperti kayu, alunium dan lainnya, sehingga produk khas daerah ini dapat bersaing dengan produk kerajinan daerah lainnya," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019