Bagian Kontra Terorisme Polisi Diraja Malaysia (PDRM) menangkap tiga terduga terorisme warga negara Indonesia dan Malaysia di sekitar Kedah dan Selangor.
"Mereka diduga terlibat dalam memberikan dukungan kepada kelompok teroris Islamic State dan merancang serangan ke Malaysia dan Indonesia," ujar Kepala PDRM Irjen Pol Dato' Seri Abdul Hamid Bin Bador di Kuala Lumpur, Jumat.
Dia mengatakan penangkapan ketiga pelaku merupakan operasi susulan setelah penangkapan empat terduga teroris di Islamic State di Terengganu dan Lembah Klang antara 5 hingga 7 Mei 2019.
Penangkapan pertama pada 14 Mei 2019 di Kuala Muda Kedah melibatkan dua laki-laki setempat yaitu Muhammad Syazani Bin Mahzan dan Muhamad Nuurul Amin Bin Azizan.
"Keduanya terdaftar sebagai daftar pencarian orang polisi pada 13 Mei yang ditangkap ketika menyerahkan diri hasil kerja sama keluarga masing-masing," katanya.
Muhammad Syazani (27) berasal dari Bedong Kedah bekerja sebagai penjulan burger sedangkan Muhammad Nuurul Amin sebagai pekerja kebun.
Kedua pelaku bersama warga negara Malaysia Muhammad Izham yang ditangkap 22 November 2018 di Sungai Petani Kedah pernah menjalani latihan membuat bom di Yogjakarta.
"Pada tahun 2018 yang dikendalikan oleh Jamaah Ansharut Daulah Indonesia mereka telah mempelajari pembuatan triacetone triperoxide sejenis bahan kimia yang digunakan untuk menghasilkan letupan berskala besar," katanya.
Kedua pelaku juga telah mengunjungi beberapa gereja di Yogjakarta untuk merencanakan serangan.
Muhammad Syazani diduga merancang untuk melancarkan serangan ke rumah-rumah ibadah bukan Islam di Malaysia dengan cara menggunakan bom bunuh diri.
Penangkapan kedua pada 14 Mei 2019 di Banting Selangor melibatkan laki-laki WNI yaitu Nuruddin Bin Alele (34).
"Pelaku merupakan anggota sel 'wolf pack' yang ditangkap pada 5 dan 7 Mei 2019 serta turut terlibat dalam rencana untuk melakukan operasi pembunuhan dan serangan terhadap tempat ibadah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Mereka diduga terlibat dalam memberikan dukungan kepada kelompok teroris Islamic State dan merancang serangan ke Malaysia dan Indonesia," ujar Kepala PDRM Irjen Pol Dato' Seri Abdul Hamid Bin Bador di Kuala Lumpur, Jumat.
Dia mengatakan penangkapan ketiga pelaku merupakan operasi susulan setelah penangkapan empat terduga teroris di Islamic State di Terengganu dan Lembah Klang antara 5 hingga 7 Mei 2019.
Penangkapan pertama pada 14 Mei 2019 di Kuala Muda Kedah melibatkan dua laki-laki setempat yaitu Muhammad Syazani Bin Mahzan dan Muhamad Nuurul Amin Bin Azizan.
"Keduanya terdaftar sebagai daftar pencarian orang polisi pada 13 Mei yang ditangkap ketika menyerahkan diri hasil kerja sama keluarga masing-masing," katanya.
Muhammad Syazani (27) berasal dari Bedong Kedah bekerja sebagai penjulan burger sedangkan Muhammad Nuurul Amin sebagai pekerja kebun.
Kedua pelaku bersama warga negara Malaysia Muhammad Izham yang ditangkap 22 November 2018 di Sungai Petani Kedah pernah menjalani latihan membuat bom di Yogjakarta.
"Pada tahun 2018 yang dikendalikan oleh Jamaah Ansharut Daulah Indonesia mereka telah mempelajari pembuatan triacetone triperoxide sejenis bahan kimia yang digunakan untuk menghasilkan letupan berskala besar," katanya.
Kedua pelaku juga telah mengunjungi beberapa gereja di Yogjakarta untuk merencanakan serangan.
Muhammad Syazani diduga merancang untuk melancarkan serangan ke rumah-rumah ibadah bukan Islam di Malaysia dengan cara menggunakan bom bunuh diri.
Penangkapan kedua pada 14 Mei 2019 di Banting Selangor melibatkan laki-laki WNI yaitu Nuruddin Bin Alele (34).
"Pelaku merupakan anggota sel 'wolf pack' yang ditangkap pada 5 dan 7 Mei 2019 serta turut terlibat dalam rencana untuk melakukan operasi pembunuhan dan serangan terhadap tempat ibadah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019