Nairobi (Antara Babel) - Para pemimpin muslim di Kenya memperingatkan Selasa bahwa serangan-serangan yang dilakukan kelompok Islam dan tindakan keras oleh pemerintah berisiko memecah belah negeri itu atas kelompok agama dan etnis.
"Kekerasan yang berlanjut berisko merobek-robek negeri ini... sementara sedikit yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi kecemasan-kecemasan ini," kata Ketua Forum Nasional Pemimpin Muslim Abdullah Abdi kepada wartawan, lapor AFP dan Reuters.
Sedikitnya 15 orang diberitakan dibunuh Selasa dalam satu serangan baru dekat pesisir Kenya, sehari setelah militan Al Shabaab yang terkait dengan Al Qaida membunuh hampir 50 orang di kawasan yang sama.
"Beberapa dari serangan ini bertujuan menanam benih perpecahan dan kebencian di kalangan warga Kenya dan ingin memecah belah negeri ini atas kelompok agama dan suku," kata Sheikh Mohammad Khalifa, dari Dewan Imam dan Dai.
Situasi itu merupakan "resep bagi kekerasan antarsekte dan etnis yang mungkin pengulangan peristiwa tragis pada 2007," kata dia.
Kekerasan yang mematikan terjadi di Kenya pasca pemilihan tujuh tahun lalu.
Pemilihan 2007 yang dipertikaikan berubah jadi kekerasan etnis. Sebanyak 1.200 orang terbunuh. Kenya dilanda gelombang kekerasan terburuk sejak kemerdekaan 1963.
Operasi besar dilakukan oleh kepolisian atas pesisir itu -- dengan komunitas muslim menuding pemerintah atau pembunuhan para ulama radikal di luar hukum -- telah membuat marah banyak orang sementara etnis Somalia dan pengungsi Somalia di ibu kota dirazia.
Serangan Minggu malam di Mpeketoni dekat kawasan resor Lamu merupakan yang terburuk di wilayah Kenya sejak penyerbuan pusat perbelanjaan Westgate pada September di Nairobi. Sebanyak 67 orang tewas dalam peristiwa itu.
Dalam pernyataan bersamanya, para pemimpin muslim itu menyerukan pemerintah mengambil tindakan keras terhadap para pelaku pembunuhan itu dan terus menjadikan warga Kenya sabagai bahan dagangan jahat.
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, Selasa, menyatakan dua hari serangan di kawasan pesisir negara Afrika itu direncanakan oleh "jejaring politik lokal".
Dia menepis tudingan bahwa kelompok keras Al Shabaab dari Somalia berada di balik serangan tersebut.
"Serangan di Lamu direncanakan dengan baik, dilakukan dan dilatarbelakangi politik kekerasan etnis terhadap komunitas Kenya," kata Presiden Kenyatta dalam pidato yang disiarkan televisi ke segala penjuru negara itu.
Ia merujuk kapada Lamu county tempat serangan-serangan tersebut terjadi.
"Karena itu ini bukan serangan teroris oleh Al Shabaab. Bukti menunjukkan jejaring politik lokal terlibat dalam perencanaan dan eksekusi kejahatan tak berperikemanusiaan. Ini juga memainkan jejeraing petualang dan kelompok-kelompok kejahatan lain," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014
"Kekerasan yang berlanjut berisko merobek-robek negeri ini... sementara sedikit yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi kecemasan-kecemasan ini," kata Ketua Forum Nasional Pemimpin Muslim Abdullah Abdi kepada wartawan, lapor AFP dan Reuters.
Sedikitnya 15 orang diberitakan dibunuh Selasa dalam satu serangan baru dekat pesisir Kenya, sehari setelah militan Al Shabaab yang terkait dengan Al Qaida membunuh hampir 50 orang di kawasan yang sama.
"Beberapa dari serangan ini bertujuan menanam benih perpecahan dan kebencian di kalangan warga Kenya dan ingin memecah belah negeri ini atas kelompok agama dan suku," kata Sheikh Mohammad Khalifa, dari Dewan Imam dan Dai.
Situasi itu merupakan "resep bagi kekerasan antarsekte dan etnis yang mungkin pengulangan peristiwa tragis pada 2007," kata dia.
Kekerasan yang mematikan terjadi di Kenya pasca pemilihan tujuh tahun lalu.
Pemilihan 2007 yang dipertikaikan berubah jadi kekerasan etnis. Sebanyak 1.200 orang terbunuh. Kenya dilanda gelombang kekerasan terburuk sejak kemerdekaan 1963.
Operasi besar dilakukan oleh kepolisian atas pesisir itu -- dengan komunitas muslim menuding pemerintah atau pembunuhan para ulama radikal di luar hukum -- telah membuat marah banyak orang sementara etnis Somalia dan pengungsi Somalia di ibu kota dirazia.
Serangan Minggu malam di Mpeketoni dekat kawasan resor Lamu merupakan yang terburuk di wilayah Kenya sejak penyerbuan pusat perbelanjaan Westgate pada September di Nairobi. Sebanyak 67 orang tewas dalam peristiwa itu.
Dalam pernyataan bersamanya, para pemimpin muslim itu menyerukan pemerintah mengambil tindakan keras terhadap para pelaku pembunuhan itu dan terus menjadikan warga Kenya sabagai bahan dagangan jahat.
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, Selasa, menyatakan dua hari serangan di kawasan pesisir negara Afrika itu direncanakan oleh "jejaring politik lokal".
Dia menepis tudingan bahwa kelompok keras Al Shabaab dari Somalia berada di balik serangan tersebut.
"Serangan di Lamu direncanakan dengan baik, dilakukan dan dilatarbelakangi politik kekerasan etnis terhadap komunitas Kenya," kata Presiden Kenyatta dalam pidato yang disiarkan televisi ke segala penjuru negara itu.
Ia merujuk kapada Lamu county tempat serangan-serangan tersebut terjadi.
"Karena itu ini bukan serangan teroris oleh Al Shabaab. Bukti menunjukkan jejaring politik lokal terlibat dalam perencanaan dan eksekusi kejahatan tak berperikemanusiaan. Ini juga memainkan jejeraing petualang dan kelompok-kelompok kejahatan lain," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014