Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Ternate, Maluku Utara (Malut), melaporkan Kapal MV Nur Allya mengalami hilang kontak di perairan Halmahera pada Koordinat 01°18'48.00"S / 128°38'24.00"T dengan jumlah korban belum diketahui.
Kepala Basarnas Ternate, Muhammad Arafah di Ternate, Senin, menyatakan telah berkoordinasi dengan Kordinator unit siaga SAR Bacan untuk melaksanakan koordinasi dengan KUPP Bacan terkait sinyal darurat (distress signal) tersebut, karena jarak dari Basarnas Ternate ke LKP 146,75 Nm dan dari Pos Unit Siaga SAR Bacan - LKP 78,39 Nm.
Selain itu, kata Muhammad, Basarnas Ternate melakukan koordinasi dengan Kepala KUPP Obi Wisnu, terkait distress signal di atas dengan hasil bahwa kapal tersebut sementara berlabuh di sekitar Perairan Obi dan telah dikerahkan personil dari KUPP Obi untuk memeriksa silang langsung sejak Minggu (25/8) sekitar pukul 18.00 WIT sore kemarin.
Selanjutnya perusahaan akan menghubungi Capt Kapal untuk melakukan periksa silang dan Basarnas Ternate berkoordinasi dengan KUPP Obi dan PT Lintas Samudera bahwa telah dilaksanakan pencarian penyisiran di sebelah utara perairan Pulau Obi sampai di posisi Watingkir juga penyisiran di koordinat distress alert oleh MV Kaysan dengan hasil nihil, belum ditemukan tanda-tanda keberadaan kapal.
"Kami telah kerahkan tim Rescue Unit Siaga SAR Bacan juga dikerahkan menuju koordinat distress dengan menggunakan RIB 01 Bacan, namun pencarian juga nihil. Selanjutnya Team Rescue unit siaga SAR Bacan membuat Posko Aju di Pelabuhan Laiwui, Pulau Obi, Halmahera Selatan," ujarnya.
Hingga saat ini, pencarian terhadap distress signal dari MV NUR ALLYA di Perairan Laut Halmahera yang dilakukan oleh tiam Basarnas dan potensi SAR juga belum membuahkan hasil.
Kapal MV Nur Allya milik PT Gurita Lintas Samudra berbendera Indonesia mengangkut sejumlah barang hasil tambang melalui kargo dengan berat kotor (gross tonnage) 30089.
Kendati demikian, informasi yang diperoleh di lapangan, kapal dengan membawa kru sebanyak 25 orang ini akan membawa hasil tambang nikel di Pulau Halmahera ke Sulawesi Tenggara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
Kepala Basarnas Ternate, Muhammad Arafah di Ternate, Senin, menyatakan telah berkoordinasi dengan Kordinator unit siaga SAR Bacan untuk melaksanakan koordinasi dengan KUPP Bacan terkait sinyal darurat (distress signal) tersebut, karena jarak dari Basarnas Ternate ke LKP 146,75 Nm dan dari Pos Unit Siaga SAR Bacan - LKP 78,39 Nm.
Selain itu, kata Muhammad, Basarnas Ternate melakukan koordinasi dengan Kepala KUPP Obi Wisnu, terkait distress signal di atas dengan hasil bahwa kapal tersebut sementara berlabuh di sekitar Perairan Obi dan telah dikerahkan personil dari KUPP Obi untuk memeriksa silang langsung sejak Minggu (25/8) sekitar pukul 18.00 WIT sore kemarin.
Selanjutnya perusahaan akan menghubungi Capt Kapal untuk melakukan periksa silang dan Basarnas Ternate berkoordinasi dengan KUPP Obi dan PT Lintas Samudera bahwa telah dilaksanakan pencarian penyisiran di sebelah utara perairan Pulau Obi sampai di posisi Watingkir juga penyisiran di koordinat distress alert oleh MV Kaysan dengan hasil nihil, belum ditemukan tanda-tanda keberadaan kapal.
"Kami telah kerahkan tim Rescue Unit Siaga SAR Bacan juga dikerahkan menuju koordinat distress dengan menggunakan RIB 01 Bacan, namun pencarian juga nihil. Selanjutnya Team Rescue unit siaga SAR Bacan membuat Posko Aju di Pelabuhan Laiwui, Pulau Obi, Halmahera Selatan," ujarnya.
Hingga saat ini, pencarian terhadap distress signal dari MV NUR ALLYA di Perairan Laut Halmahera yang dilakukan oleh tiam Basarnas dan potensi SAR juga belum membuahkan hasil.
Kapal MV Nur Allya milik PT Gurita Lintas Samudra berbendera Indonesia mengangkut sejumlah barang hasil tambang melalui kargo dengan berat kotor (gross tonnage) 30089.
Kendati demikian, informasi yang diperoleh di lapangan, kapal dengan membawa kru sebanyak 25 orang ini akan membawa hasil tambang nikel di Pulau Halmahera ke Sulawesi Tenggara.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019