Kepolisian Resor Manokwari, Papua Barat, menggelar silaturrahim antar suku yang melibatkan para tokoh masyarakat, adat, pemuda dan perempuan di daerah tersebut.
Kapolres Manokwari AKBP Adam Erwindi pada kegiatan tersebut, Kamis, mengajak seluruh tokoh berpikir ke depan. Ia ingin Manokwari kembali aman, damai dan seluruh aktivitas berjalan lancar.
"Manokwari sebelumnya aman, hubungan antar suku, pemeluk agama berlangsung damai. Akhir-akhir ini dihebohkan dengan ucapan rasis oleh oknum di Jawa Timur. Semua orang di Papua tentu sakit dan kita turut terluka dengan ucapan itu," kata Kapolres.
Ia mengutarakan, agenda aksi yang dilaksanakan pada 19 Agustus lalu sangat bagus untuk menolak kasus rasisme yang terjadi di Surabaya, namun saat berjalan ada provokator yang memanfaatkan situasi untuk berbuat kerusakan.
"Ada yang mendompleng, mereka menginginkan Tanah Papua kacau bahkan Indonesia kacau. Dampaknya banyak yang jadi korban," kata Kapolres lagi.
Terkait kejadian di Manokwari ada beberapa tersangka yang telah ditangkap terkait kasus perusakan dan pembakaran ATM serta fasilitas lainya. Itu dilakukan sebagai langkah penindakan bagi mereka yang memanfaatkan aksi tersebut untuk berbuat kejahatan.
Baca juga: Demontrasi besar-besaran di Papua, pusat perbelanjaan dan perkantoran di Abepura tutup
Baca juga: Panglima TNI dan Kapolri gelar pertemuan tertutup dengan tokoh Papua
Adam mengajak seluruh tokoh mendukung TNI dan Polri untuk menciptakan keamanan di daerah tersebut.
"Masa kelam biar sudah berlalu, kita tatap masa depan. Mari dijaga sama-sama agar kejadian seperti itu tidak terulang," sebut Adam.
Terkait kasus rasisme di Surabaya, sebut Kapolres, Polda Jawa Timur sudah menetapkan satu terangka. Terduga pelaku tersebut berinisial TS dan saat ini kasus masih tergulir.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
Kapolres Manokwari AKBP Adam Erwindi pada kegiatan tersebut, Kamis, mengajak seluruh tokoh berpikir ke depan. Ia ingin Manokwari kembali aman, damai dan seluruh aktivitas berjalan lancar.
"Manokwari sebelumnya aman, hubungan antar suku, pemeluk agama berlangsung damai. Akhir-akhir ini dihebohkan dengan ucapan rasis oleh oknum di Jawa Timur. Semua orang di Papua tentu sakit dan kita turut terluka dengan ucapan itu," kata Kapolres.
Ia mengutarakan, agenda aksi yang dilaksanakan pada 19 Agustus lalu sangat bagus untuk menolak kasus rasisme yang terjadi di Surabaya, namun saat berjalan ada provokator yang memanfaatkan situasi untuk berbuat kerusakan.
"Ada yang mendompleng, mereka menginginkan Tanah Papua kacau bahkan Indonesia kacau. Dampaknya banyak yang jadi korban," kata Kapolres lagi.
Terkait kejadian di Manokwari ada beberapa tersangka yang telah ditangkap terkait kasus perusakan dan pembakaran ATM serta fasilitas lainya. Itu dilakukan sebagai langkah penindakan bagi mereka yang memanfaatkan aksi tersebut untuk berbuat kejahatan.
Baca juga: Demontrasi besar-besaran di Papua, pusat perbelanjaan dan perkantoran di Abepura tutup
Baca juga: Panglima TNI dan Kapolri gelar pertemuan tertutup dengan tokoh Papua
Adam mengajak seluruh tokoh mendukung TNI dan Polri untuk menciptakan keamanan di daerah tersebut.
"Masa kelam biar sudah berlalu, kita tatap masa depan. Mari dijaga sama-sama agar kejadian seperti itu tidak terulang," sebut Adam.
Terkait kasus rasisme di Surabaya, sebut Kapolres, Polda Jawa Timur sudah menetapkan satu terangka. Terduga pelaku tersebut berinisial TS dan saat ini kasus masih tergulir.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019