Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan isi pembicaraan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, sesaat sebelum pemilihan Ketua MPR RI.
"Pak Prabowo menyampaikan kepada Ibu Megawati tentang perlunya keseimbangan politik nasional," kata Muzani usai Rapat Paripurna MPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.
Muzani menjelaskan, Prabowo meminta Megawati kalau memungkinkan memberikan dukungan kepada kader Gerindra menjadi Ketua MPR RI periode 2019-2024.
Menurut dia, Megawati berterus terang bahwa agak sulit menolak permintaan Prabowo tersebut namun bagaimana cara menerimanya karena proses pemilihan Ketua MPR sudah berlangsung.
"Karena itu, Ibu Mega memohon pengertian Pak Prabowo agar bisa menerima proses ini dengan baik dan menjaga MPR dengan musyawarah untuk mufakat," ujarnya.
Namun menurut dia, Megawati sepenuhnya menyerahkan keputusan itu kepada Prabowo dan Gerindra sebagai partai politik yang mandiri.
Muzani menjelaskan, setelah komunikasi tersebut, Prabowo memanggil dirinya untuk meminta penjelasan peta fraksi-fraksi pemilihan calon Ketua MPR RI.
"Saya laporkan kepada beliau tentang hasil pembicaraan dengan partai-partai dalam lobi fraksi-fraksi MPR. Kemudian, saya bicara juga hasil pembicaraan dengan Amien Rais, dengan Zulkifli Hasan, PKS, Demokrat melalui Sekjen, saya bicarakan semua dan partai-partai semua," katanya.
Menurut dia, akhirnya Prabowo mengambil keputusan demi kepentingan lebih besar meminta dirinya tidak meneruskan proses pencalonan sebagai Ketua MPR RI.
Muzani mengatakan Prabowo tidak ingin MPR larut dalam kepentingan-kepentingan proses pencalonan Ketua MPR.
"MPR adalah salah satu alat perjuangan dan sebagai alat perjuangan tentu kita harus memandang ini sebagai alat mencapai tujuan sehingga beliau harapkan ada hal-hal lain yang lebih strategis yang akan kita capai nanti," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Pak Prabowo menyampaikan kepada Ibu Megawati tentang perlunya keseimbangan politik nasional," kata Muzani usai Rapat Paripurna MPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.
Muzani menjelaskan, Prabowo meminta Megawati kalau memungkinkan memberikan dukungan kepada kader Gerindra menjadi Ketua MPR RI periode 2019-2024.
Menurut dia, Megawati berterus terang bahwa agak sulit menolak permintaan Prabowo tersebut namun bagaimana cara menerimanya karena proses pemilihan Ketua MPR sudah berlangsung.
"Karena itu, Ibu Mega memohon pengertian Pak Prabowo agar bisa menerima proses ini dengan baik dan menjaga MPR dengan musyawarah untuk mufakat," ujarnya.
Namun menurut dia, Megawati sepenuhnya menyerahkan keputusan itu kepada Prabowo dan Gerindra sebagai partai politik yang mandiri.
Muzani menjelaskan, setelah komunikasi tersebut, Prabowo memanggil dirinya untuk meminta penjelasan peta fraksi-fraksi pemilihan calon Ketua MPR RI.
"Saya laporkan kepada beliau tentang hasil pembicaraan dengan partai-partai dalam lobi fraksi-fraksi MPR. Kemudian, saya bicara juga hasil pembicaraan dengan Amien Rais, dengan Zulkifli Hasan, PKS, Demokrat melalui Sekjen, saya bicarakan semua dan partai-partai semua," katanya.
Menurut dia, akhirnya Prabowo mengambil keputusan demi kepentingan lebih besar meminta dirinya tidak meneruskan proses pencalonan sebagai Ketua MPR RI.
Muzani mengatakan Prabowo tidak ingin MPR larut dalam kepentingan-kepentingan proses pencalonan Ketua MPR.
"MPR adalah salah satu alat perjuangan dan sebagai alat perjuangan tentu kita harus memandang ini sebagai alat mencapai tujuan sehingga beliau harapkan ada hal-hal lain yang lebih strategis yang akan kita capai nanti," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019