Muntok, (ANTARA Babel) - Anggota DPRD Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Bangka Belitung, Ivan Wahyudi meminta Pemprov setempat memperbaiki tanggul penahan ombak sepanjang pinggir pantai di Kampung Tanjung Laut Muntok yang sudah banyak rusak.
"Bahkan ada beberapa yang sudah runtuh diterjang ombak, ini harus segera mendapatkan perbaikan agar tidak merugikan warga sepanjang pinggir pantai tersebut," kata politisi Partai Amanat Nasional itu di Muntok, Kamis.
Ia menjelaskan, pemukiman penduduk di sepanjang tanggul penahan ombak tersebut sudah padat dan banyak yang terkena dampak pada saat terjadi air laut pasang, dimana air laut masuk ke pemukiman penduduk.
Kondisi seperti itu, kata dia, sangat merugikan warga sehingga butuh perbaikan tanggul penahan ombak dan jika memungkinkan desainnya diubah dari tanggul yang sudah ada.
"Tanggul yang sudah ada kurang pas pembuatannya, kalau bisa desainnya diubah dengan membuat tanggul berundak menjorok agak ke tengah pantai sehingga ombak tidak langsung menghantam dinding tanggul," katanya.
Pantauan Antara di lapangan menyebutkan, bangunan tanggul yang usianya cukup tua tersebut sudah banyak yang retak, bahkan ada beberapa tempat yang kondisinya sudah gogos atau runtuh karena seringnya dihantam ombak cukup kuat dan terjadi berulang-ulang.
Pada saat musim ombak besar atau air laut pasang, percikan ombak tersebut masuk ke rumah penduduk yang berada persis di belakang dinding penahan ombak sehingga banyak bangunan rumah warga yang lapuk karena sering terendam air.
Ivan mengatakan, kondisi tanggul penahan ombak di pantai tersebut saat ini memang masih bisa untuk diandalkan menahan kuatnya gelombang, namun jika tidak ada perbaikan atau pembangunan penahan ombak alternatif agak menjorok ke tengah dikhawatirkan bangunan tersebut perlahan-lahan akan hancur dan ombak langsung menghantam rumah-rumah yang berada di daerah itu.
Ia menyarankan agar Pemprov Babel melalui Dinas Pekerjaan Umum untuk melakukan pengecekan di lapangan, mumpung saat ini musim angin besar sehingga mampu memperkirakan kebutuhan penahan ombak di tempat itu.
Selain itu, kata dia, Kota Muntok juga menjadi salah satu titik rawan abrasi seperti yang dinyatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Babel yang secara rutin memantau daerah-daerah rawan terjadi abrasi pantai.
Sebelumnya, Kepala Badan Pelaksana BPBD Babel Kasmiri, mengungkapkan ada beberapa daerah yang rawan terjadi abrasi pantai seperti pantai Batu Belubang, Sadai, Matras, sekitar Pelabuhan Tanjung Pendam, Belitung Timur dan Muntok.
Kasmiri mengatakan, BPBD Babel bekerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Babel melakukan pemantauan secara rutin langsung di lokasi dengan cara manual yang bertujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari ancaman bencana alam yang mungkin muncul di Babel.
Ia mengatakan, meskipun sampai saat ini belum ada korban jiwa karena bencana abrasi di babel, namun pihaknya akan tetap melakukan pemantauan di seluruh titik yang potensial dan diperkirakan masuk dalam wilayah bencana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013
"Bahkan ada beberapa yang sudah runtuh diterjang ombak, ini harus segera mendapatkan perbaikan agar tidak merugikan warga sepanjang pinggir pantai tersebut," kata politisi Partai Amanat Nasional itu di Muntok, Kamis.
Ia menjelaskan, pemukiman penduduk di sepanjang tanggul penahan ombak tersebut sudah padat dan banyak yang terkena dampak pada saat terjadi air laut pasang, dimana air laut masuk ke pemukiman penduduk.
Kondisi seperti itu, kata dia, sangat merugikan warga sehingga butuh perbaikan tanggul penahan ombak dan jika memungkinkan desainnya diubah dari tanggul yang sudah ada.
"Tanggul yang sudah ada kurang pas pembuatannya, kalau bisa desainnya diubah dengan membuat tanggul berundak menjorok agak ke tengah pantai sehingga ombak tidak langsung menghantam dinding tanggul," katanya.
Pantauan Antara di lapangan menyebutkan, bangunan tanggul yang usianya cukup tua tersebut sudah banyak yang retak, bahkan ada beberapa tempat yang kondisinya sudah gogos atau runtuh karena seringnya dihantam ombak cukup kuat dan terjadi berulang-ulang.
Pada saat musim ombak besar atau air laut pasang, percikan ombak tersebut masuk ke rumah penduduk yang berada persis di belakang dinding penahan ombak sehingga banyak bangunan rumah warga yang lapuk karena sering terendam air.
Ivan mengatakan, kondisi tanggul penahan ombak di pantai tersebut saat ini memang masih bisa untuk diandalkan menahan kuatnya gelombang, namun jika tidak ada perbaikan atau pembangunan penahan ombak alternatif agak menjorok ke tengah dikhawatirkan bangunan tersebut perlahan-lahan akan hancur dan ombak langsung menghantam rumah-rumah yang berada di daerah itu.
Ia menyarankan agar Pemprov Babel melalui Dinas Pekerjaan Umum untuk melakukan pengecekan di lapangan, mumpung saat ini musim angin besar sehingga mampu memperkirakan kebutuhan penahan ombak di tempat itu.
Selain itu, kata dia, Kota Muntok juga menjadi salah satu titik rawan abrasi seperti yang dinyatakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Babel yang secara rutin memantau daerah-daerah rawan terjadi abrasi pantai.
Sebelumnya, Kepala Badan Pelaksana BPBD Babel Kasmiri, mengungkapkan ada beberapa daerah yang rawan terjadi abrasi pantai seperti pantai Batu Belubang, Sadai, Matras, sekitar Pelabuhan Tanjung Pendam, Belitung Timur dan Muntok.
Kasmiri mengatakan, BPBD Babel bekerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Babel melakukan pemantauan secara rutin langsung di lokasi dengan cara manual yang bertujuan untuk menyelamatkan masyarakat dari ancaman bencana alam yang mungkin muncul di Babel.
Ia mengatakan, meskipun sampai saat ini belum ada korban jiwa karena bencana abrasi di babel, namun pihaknya akan tetap melakukan pemantauan di seluruh titik yang potensial dan diperkirakan masuk dalam wilayah bencana.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2013