Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memperkuat sinergitas dengan Kepolisian di wilayah itu guna mencegah paham radikalisme.
Penguatan sinergitas antara MUI dengan Kepolisan resos (Polres), menurut Ketua MUI Kabupaten Bangka, Syaiful Zohri di Sungailiat, Senin, dipandang penting untuk dilakukan sebagai upaya pencegahan dini paham radikalisme maupun tindak pelanggaran hukum oleh suatu kelompok tertentu dengan memaksimalkan pembinaan umat.
"Pembinaan umat yang kami lakukan bersama dengan Kapolres Bangka, AKBP Aris Sulistyono dengan cara menggelar kegiatan rutin setiap Kamis malam, bersilatuhrami ke masjid-masjid untuk berdialog dengan jamaah di masjid," jelasnya.
Kegiatan seperti itu kata dia, dianggap strategis karena dapat langsung bertatap muka dengan masyarakat atau jamaah di masjid membahas segala sesuatu persoalan yang terjadi atau bahkan jika akan terjadi.
"Meskipun sampai saat ini kami tidak menemukan pemahaman radikalisme di kelompok masyarakat, namun tetap harus kita waspadai dengan dilakukan pencegahan sedini mungkin," katanya.
Pencegahan paham radikalisme yang dapat masuk di lingkungan masyarakat kapan saja, kata Syaiful Zohri menjadi perhatian serius dan ditangani secara bersama-sama termasuk para ulama yang memiliki peranan besar.
"Saya mendorong para ulama untuk turut memberikan pembinaan atau pemahaman larangan tindak kejahatan radikalisme kepada umat baik melalui kegiatan di pengajian maupun di mimbar Jumat," ujarnya.
Pihaknya optimis, pemahaman radikal dapat dicegah jika ditangani secara bersama-sama oleh para alim ulama, tokoh masyarakat serta pihak terkait lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
Penguatan sinergitas antara MUI dengan Kepolisan resos (Polres), menurut Ketua MUI Kabupaten Bangka, Syaiful Zohri di Sungailiat, Senin, dipandang penting untuk dilakukan sebagai upaya pencegahan dini paham radikalisme maupun tindak pelanggaran hukum oleh suatu kelompok tertentu dengan memaksimalkan pembinaan umat.
"Pembinaan umat yang kami lakukan bersama dengan Kapolres Bangka, AKBP Aris Sulistyono dengan cara menggelar kegiatan rutin setiap Kamis malam, bersilatuhrami ke masjid-masjid untuk berdialog dengan jamaah di masjid," jelasnya.
Kegiatan seperti itu kata dia, dianggap strategis karena dapat langsung bertatap muka dengan masyarakat atau jamaah di masjid membahas segala sesuatu persoalan yang terjadi atau bahkan jika akan terjadi.
"Meskipun sampai saat ini kami tidak menemukan pemahaman radikalisme di kelompok masyarakat, namun tetap harus kita waspadai dengan dilakukan pencegahan sedini mungkin," katanya.
Pencegahan paham radikalisme yang dapat masuk di lingkungan masyarakat kapan saja, kata Syaiful Zohri menjadi perhatian serius dan ditangani secara bersama-sama termasuk para ulama yang memiliki peranan besar.
"Saya mendorong para ulama untuk turut memberikan pembinaan atau pemahaman larangan tindak kejahatan radikalisme kepada umat baik melalui kegiatan di pengajian maupun di mimbar Jumat," ujarnya.
Pihaknya optimis, pemahaman radikal dapat dicegah jika ditangani secara bersama-sama oleh para alim ulama, tokoh masyarakat serta pihak terkait lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019