Kepolisian Resor Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggelar kegiatan Resonansi Kebangsaan dan Keberagaman tentang paham radikal terhadap keutuhan NKRI tahap II.

"Kegiatan Resonansi Kebangsaan dan Keberagaman perlu dilakukan untuk memberikan pemahaman pentingnya peran personel polisi, polwan dan anggota Bhayangkari dalam turut serta mencegah radikalisme karena dapat mengancam keutuhan NKRI," kata Kapolres Bangka AKBP Aris Sulistyono, SH, MH, di Sungailiat, Selasa.

Mengingat pentingnya kegiatan tersebut, Kapolres mengintruksikan seluruh personel polisi, polwan dan anggota Bhayangkari mengikuti kegiatan Resonansi Kebangsaan dan Keberagaman meskipun kegiatan yang sama sebelumnya sudah diselenggarakan.
Ustadz Kamal Z saat memberikan tausiyah peserta Resonansi Kebangsaan dan Keberagaman di Polres Bangka, Selasa (29/10) (babel.antaranews.com/kasmono)


Kegiatan yang dipusatkan di Aula Mapolres Bangka dan dibuka oleh Wakapolres Kompol S.Sophian dan diisi tausiyah ustadz Kamal Z dari pengurus MUI Kabupaten Bangka.

"Saya tekankan bagi personel polisi maupun polwan dan anggota Bhayangkari yang belum mengikuti kegiatan Resonansi Kebangsaan dan Keberagaman tahap pertama hendaknya mengikuti kegiatan di tahap kedua," jelasnya.

Dalam tausiyahnya ustadz Kamal Z menyampaikan bahaya paham radikalisme dan ciri-ciri radikalisme yang mengajarkan kekerasan, yang dilarang oleh agama manapun di Indonesia.

"Kita mempunyai dasar negara yaitu Pancasila, mari kita pelajari lagi dasar negara guna mencegah paham-paham Radikal masuk di NKRI," katanya.

Pewarta: Kasmono

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019