Universitas Sahid Jakarta menggelar Focus Group Discussion (FGD) strategi pengembangan wisata kuliner, guna mendukung UMKM dan kearifan lokal di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang didanai dari hibah penelitian Kementerian Ristek Dikti.
"FGD ini kita gelar untuk memaparkan hasil riset yang dilakukan para dosen kita terkait wisata dan kuliner di Babel," kata Ketua LPPM Universitas Sahid Jakarta, Giyatmi di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan, selama melakukan riset di Babel, banyak pihak yang sudah mendukung para dosen, dari pelaku usaha bidang pariwisata hingga pelaku usaha kuliner di Babel.
"Kita memilih wisata kuliner untuk tema riset, karena wisata kuliner akan mendukung semua wisata keseluruhan," ujarnya.
Melalui riset ini, pihaknya berharap Babel akan semakin maju dan berkembang karena dalam waktu dekat, Universitas Sahid Jakarta akan menggelar seminar wisata kuliner di Babel.
"Disini kita menyampaikan hasil riset selama satu tahun. Jika masih ada kekurangan kita mohon masukan dengan harapan Babel akan semakin maju dan berkembang," ujarnya.
Salah satu tim riset dari Universitas Sahid Jakarta, Levyda mengatakan, pihaknya memilih tema wisata kuliner dalam melakukan riset di Babel karena berdasarkan penilaian Menteri Pariwisata RI, pengeluaran kuliner mencapai 30 persen dan industri kuliner adalah industri kreatif yang kontribusinya sangat besar dibanding industri kreatif lainnya.
Selain itu, jumlah unit pangan skala usaha kecil di Babel 62,3 persen dam jumlah usaha menengah 29,2 persen. Dan pengeluaran wisatawan di Babel tahun 2001 Rp346 miliar, di 2017 naik menjadi Rp1,2 triliun.
"Wisata kuliner juga berpotensi untuk meningkatkan wisatawan dan menentukan sasaran wisata di Babel," ujarnya.
Melalui FGD wisata kuliner ini diharapkan ada masukan terkait pengembangan wisata kuliner di Babel, penyamaan persepsi tentang kesiapan pelaku usaha wisata kuliner bidang restoran, toko oleh-oleh dan agrowisata.
"Selain itu ada kesiapan juga dari Biro Perjalanan wisata dalam merancang dan menawarkan paket wisata dan kuliner," ujarnya.
Ia menambahkan, hasil riset wisata kuliner yang dari para penelitian atau dosen Universitas Sahid Jakarta, salah satunya adalah website yang dapat digunakan para anggota asosiasi wisata kuliner.
"Website ini akan kita serahkan untuk pelaku wisata kuliner agar mereka dapat menindaklanjuti dan mengembangkannya," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"FGD ini kita gelar untuk memaparkan hasil riset yang dilakukan para dosen kita terkait wisata dan kuliner di Babel," kata Ketua LPPM Universitas Sahid Jakarta, Giyatmi di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan, selama melakukan riset di Babel, banyak pihak yang sudah mendukung para dosen, dari pelaku usaha bidang pariwisata hingga pelaku usaha kuliner di Babel.
"Kita memilih wisata kuliner untuk tema riset, karena wisata kuliner akan mendukung semua wisata keseluruhan," ujarnya.
Melalui riset ini, pihaknya berharap Babel akan semakin maju dan berkembang karena dalam waktu dekat, Universitas Sahid Jakarta akan menggelar seminar wisata kuliner di Babel.
"Disini kita menyampaikan hasil riset selama satu tahun. Jika masih ada kekurangan kita mohon masukan dengan harapan Babel akan semakin maju dan berkembang," ujarnya.
Salah satu tim riset dari Universitas Sahid Jakarta, Levyda mengatakan, pihaknya memilih tema wisata kuliner dalam melakukan riset di Babel karena berdasarkan penilaian Menteri Pariwisata RI, pengeluaran kuliner mencapai 30 persen dan industri kuliner adalah industri kreatif yang kontribusinya sangat besar dibanding industri kreatif lainnya.
Selain itu, jumlah unit pangan skala usaha kecil di Babel 62,3 persen dam jumlah usaha menengah 29,2 persen. Dan pengeluaran wisatawan di Babel tahun 2001 Rp346 miliar, di 2017 naik menjadi Rp1,2 triliun.
"Wisata kuliner juga berpotensi untuk meningkatkan wisatawan dan menentukan sasaran wisata di Babel," ujarnya.
Melalui FGD wisata kuliner ini diharapkan ada masukan terkait pengembangan wisata kuliner di Babel, penyamaan persepsi tentang kesiapan pelaku usaha wisata kuliner bidang restoran, toko oleh-oleh dan agrowisata.
"Selain itu ada kesiapan juga dari Biro Perjalanan wisata dalam merancang dan menawarkan paket wisata dan kuliner," ujarnya.
Ia menambahkan, hasil riset wisata kuliner yang dari para penelitian atau dosen Universitas Sahid Jakarta, salah satunya adalah website yang dapat digunakan para anggota asosiasi wisata kuliner.
"Website ini akan kita serahkan untuk pelaku wisata kuliner agar mereka dapat menindaklanjuti dan mengembangkannya," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019