Presiden Joko Widodo menantang pelaku usaha sektor keuangan untuk membuka cabang bank di daerah pelosok misalnya di Wamena, Papua.
"Buka cabang di Wamena, jangan enggan turun ke bawah, jangan tidak mau capai mengawal yang mikro supaya jadi yang menengah, lalu jadi yang besar. Kawal yang mikro, yang kecil-kecil ini gede banget jumlahnya sekarang sudah 60 juta," kata Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Indonesia Banking Expo (IBEX) 2019 di Jakarta, Rabu.
Presiden Jokowi menyinggung dukungan perbankan dalam inklusi keuangan agar dapat meningkatkan kelas pengusaha mikro menjadi pengusaha kecil, dari pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah, dan pengusaha menegah didorong menjadi pengusaha besar.
"Jangan yang mengurus (UMKM) hanya BRI saja, yang lain urus yang kecil-kecil yang di daerah desa pelosok. Saya ingin mengingatkan, datangi daerah-daerah. Dalam 5 tahun ini sudah ada 34 provinsi yang saya datangi, 300 kabupaten dan kota dari total 514 kabupaten dan kota di Indonesia. Bapak ibu juga tolong datangi, Pak Dirut, Pak Direksi datangi akan merasakan 'ooh ini Indonesia', Indonesia bukan (jalan) Sudirman Thamrin saja, ada Nduga, Wamena, Yahuykimo yang memerlukan sentuhan-sentuhan dari bapak ibu sekalian," jelas Presiden.
Presiden pun meminta perbankan tidak hanya memberikan pinjaman kepada perusahaan-perusahaan besar.
"Memang enak membiayai yang besar-besar itu, sekali lagi jangan membiayai yang besar-besar saja. Saya ulangi jangan hanya membiayai yang besar-besar saja," kata Presiden yang disambut dengan tepuk tangan para peserta.
"Kalau tepuk tangan artinya bapak ibu setuju. Saya catat tepuk tangannya. Juga jangan membiayai yang itu-itu saja, tepuk tangan lagi artinya setuju juga, jangan hanya berkantor di Jakarta saja," tambah Presiden yang lagi-lagi mendapat sambutan tepuk tangan.
Presiden berharap perbankan dan lembaga keuangan non bank juga ikut berkontribusi dalam meningkatkan inklusi keuangan.
"Kita tahu, saya tahu bahwa memberikan ke yang besar itu untungnya besar, biaya lebih murah, kalau yang kecil biaya lebih tinggi, capai, untungnya lebih kecil, saya tahu, tapi saya mengajak kita semua untuk mulai memperhatikan mereka untuk masa depan bangsa dan negara kita," tegas Presiden.
Menurut Presiden, hal tersebut makin dibutuhkan di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia.
"Perbankan mendorong penyaluran kredit ke usaha mikro, kecil dan menengah agar 'gini ratio' kita bisa diperkecil dan mendorong pertumbuhan ekonomi di bawah. Hal ini sejalan dengan semangat inklusi keuangan. Saya mengajak bapak ibu dan saudara semua jangan hanya membiayai yang besar-besar," tegas Presiden.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2019 sebesar 5,02 persen atau melambat dibandingkan periode sebelumnya.
Salah satu komponen Produk Domestik Bruto (PDB) yang melambat adalah konsumsi pemerintah yang hanya tumbuh 0,98 persen karena turunnya realisasi belanja barang dan jasa serta bantuan sosial.
Selain itu, kinerja investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga tercatat tumbuh yaitu 4,21 persen atau terendah dibandingkan periode yang sama dalam dua tahun terakhir.
Dengan pertumbuhan triwulan III-2019 tercatat 5,02 persen sehingga secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun tercatat 5,04 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Buka cabang di Wamena, jangan enggan turun ke bawah, jangan tidak mau capai mengawal yang mikro supaya jadi yang menengah, lalu jadi yang besar. Kawal yang mikro, yang kecil-kecil ini gede banget jumlahnya sekarang sudah 60 juta," kata Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Indonesia Banking Expo (IBEX) 2019 di Jakarta, Rabu.
Presiden Jokowi menyinggung dukungan perbankan dalam inklusi keuangan agar dapat meningkatkan kelas pengusaha mikro menjadi pengusaha kecil, dari pengusaha kecil menjadi pengusaha menengah, dan pengusaha menegah didorong menjadi pengusaha besar.
"Jangan yang mengurus (UMKM) hanya BRI saja, yang lain urus yang kecil-kecil yang di daerah desa pelosok. Saya ingin mengingatkan, datangi daerah-daerah. Dalam 5 tahun ini sudah ada 34 provinsi yang saya datangi, 300 kabupaten dan kota dari total 514 kabupaten dan kota di Indonesia. Bapak ibu juga tolong datangi, Pak Dirut, Pak Direksi datangi akan merasakan 'ooh ini Indonesia', Indonesia bukan (jalan) Sudirman Thamrin saja, ada Nduga, Wamena, Yahuykimo yang memerlukan sentuhan-sentuhan dari bapak ibu sekalian," jelas Presiden.
Presiden pun meminta perbankan tidak hanya memberikan pinjaman kepada perusahaan-perusahaan besar.
"Memang enak membiayai yang besar-besar itu, sekali lagi jangan membiayai yang besar-besar saja. Saya ulangi jangan hanya membiayai yang besar-besar saja," kata Presiden yang disambut dengan tepuk tangan para peserta.
"Kalau tepuk tangan artinya bapak ibu setuju. Saya catat tepuk tangannya. Juga jangan membiayai yang itu-itu saja, tepuk tangan lagi artinya setuju juga, jangan hanya berkantor di Jakarta saja," tambah Presiden yang lagi-lagi mendapat sambutan tepuk tangan.
Presiden berharap perbankan dan lembaga keuangan non bank juga ikut berkontribusi dalam meningkatkan inklusi keuangan.
"Kita tahu, saya tahu bahwa memberikan ke yang besar itu untungnya besar, biaya lebih murah, kalau yang kecil biaya lebih tinggi, capai, untungnya lebih kecil, saya tahu, tapi saya mengajak kita semua untuk mulai memperhatikan mereka untuk masa depan bangsa dan negara kita," tegas Presiden.
Menurut Presiden, hal tersebut makin dibutuhkan di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi dunia.
"Perbankan mendorong penyaluran kredit ke usaha mikro, kecil dan menengah agar 'gini ratio' kita bisa diperkecil dan mendorong pertumbuhan ekonomi di bawah. Hal ini sejalan dengan semangat inklusi keuangan. Saya mengajak bapak ibu dan saudara semua jangan hanya membiayai yang besar-besar," tegas Presiden.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2019 sebesar 5,02 persen atau melambat dibandingkan periode sebelumnya.
Salah satu komponen Produk Domestik Bruto (PDB) yang melambat adalah konsumsi pemerintah yang hanya tumbuh 0,98 persen karena turunnya realisasi belanja barang dan jasa serta bantuan sosial.
Selain itu, kinerja investasi atau Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga tercatat tumbuh yaitu 4,21 persen atau terendah dibandingkan periode yang sama dalam dua tahun terakhir.
Dengan pertumbuhan triwulan III-2019 tercatat 5,02 persen sehingga secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun tercatat 5,04 persen.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019