Jakarta (Antara Babel) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat sore melemah sebesar 10 poin menjadi Rp11.671 dibandingkan sebelumnya Rp11.661 per dolar AS.
"Mata uang rupiah bergerak melemah pada akhir pekan ini, koreksi yang terjadi cenderung dipicu dari data neraca transaksi berjalan Indonesia yang masih mengalami defisit," ujar pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Jumat.
Kendati demikian, menurut dia, pidato kenegaraan yang disampaikan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada hari ini (Jumat, 15/8) cukup memberi sentimen positif bagi pasar keuangan di dalam negeri sehingga rupiah tidak tertekan lebih dalam.
"Beberapa data yang disampaikan cukup positif seperti inflasi Indonesia yang terkendali, ekonomi yang stabil serta cadangan devisa Indonesia yang cenderung meningkat," ujarnya.
Ia mengharapkan bahwa untuk pemerintahan baru mendatang agar dapat fokus ke sektor infrastruktur. Dengan infrastruktur yang baik maka akan menunjang likuiditas pasar keuangan domestik.
"Infrastruktur yang baik dapat menahan pengetatan likuiditas global seperti saat ini, sehingga ekonomi domestik tidak mudah goyah. Investor akan bertahan di Indonesia dengan infrastruktur yang memadai," katanya.
Di sisi lain, lanjut Rully Nova, sentimen eksternal juga masih cenderung positif seperti konflik geopolitik di Ukraina yang mulai mereda, kondisi itu juga menjadi salah satu penahan depresiasi rupiah tidak lebih dalam.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (15/8), tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp11.693 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp11.667 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014
"Mata uang rupiah bergerak melemah pada akhir pekan ini, koreksi yang terjadi cenderung dipicu dari data neraca transaksi berjalan Indonesia yang masih mengalami defisit," ujar pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Jumat.
Kendati demikian, menurut dia, pidato kenegaraan yang disampaikan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada hari ini (Jumat, 15/8) cukup memberi sentimen positif bagi pasar keuangan di dalam negeri sehingga rupiah tidak tertekan lebih dalam.
"Beberapa data yang disampaikan cukup positif seperti inflasi Indonesia yang terkendali, ekonomi yang stabil serta cadangan devisa Indonesia yang cenderung meningkat," ujarnya.
Ia mengharapkan bahwa untuk pemerintahan baru mendatang agar dapat fokus ke sektor infrastruktur. Dengan infrastruktur yang baik maka akan menunjang likuiditas pasar keuangan domestik.
"Infrastruktur yang baik dapat menahan pengetatan likuiditas global seperti saat ini, sehingga ekonomi domestik tidak mudah goyah. Investor akan bertahan di Indonesia dengan infrastruktur yang memadai," katanya.
Di sisi lain, lanjut Rully Nova, sentimen eksternal juga masih cenderung positif seperti konflik geopolitik di Ukraina yang mulai mereda, kondisi itu juga menjadi salah satu penahan depresiasi rupiah tidak lebih dalam.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini (15/8), tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp11.693 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp11.667 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014