Pemerintah Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengapresiasi PT Timah Tbk mengembangkan reklamasi lahan bekas tambang timah dengan konsep agro edutourism yang dapat menjadi pusat pendidikan, penelitian dan sarana reklamasi masyarakat.

"Kami sangat mendukung dan mengapresiasi PT Timah mengembangkan Kampoeng Reklamasi Air Jangkang dengan konsep agro edutourism," kata Wakil Bupati Bangka, Syahbudin di Desa Air Jangkang, Minggu.

Ia mengatakan program reklamasi lahan bekas tambang timah dengan konsep agro edutourism tidak hanya menjadi pusat pendidikan, penelitian saja, tetapi dapat meningkatkan kunjungan wisatawan di Pulau Bangka.

"Konsep agro edutourism sudah dikembangkan oleh Institut Pertanian Bogor dengan objek wisata pendidikan pertanian agroedutourism IPB di antaranya Kebun Cikabayan, Museum Serangga, kebun instalasi tanaman obat biofarmaka, rumah sakit hewan IPB dan kultur jaringan bioteknologi tanaman," ujarnya.

Menurut dia apa yang telah dilakukan PT Timah mereklamasi kawasan bekas tambang dengan konsep agro edutourism harus didukung sepenuhnya, karena sudah saatnya wisata pertanian menjadi suatu tren rekreasi yang memiliki pesona wisata tersendiri yang mampu menarik wisatawan ke daerah ini.

"Kami berharap semua pihak mendukung dan bersinergi berkarya serta berperan aktif membangun Kampung Reklamasi PT Timah Tbk, sehingga bermanfaat oleh semua masyarakat," katanya.

Direktur Operasi PT Timah Tbk, Alwin Albar mengatakan Kampoeng Reklamasi Air Jangkang ini merupakan komitmen manajemen perusahaan mengembangkan program pemberdayaan masyarakat dan lingkungan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, serta melakukan penambangan dengan prinsip-pinsip good mining practices.

Kampoeng Reklamasi Air Jangkang merupakan salah satu proyek rehabilitasi lingkungan PT Timah, dimana pada 2013 diawali ujicoba penanaman tanaman kemiri sunan sebagai tanaman bioenergi seluas enam hektare, 2014 ujicoba penggunaan mikoriza (sejenis fungi/jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman/pohon sehingga tanaman lebih optimal menyerap hara dalam tanah). Ujicoba ini pada tanaman sengon dan karet seluas 14 hektare.

Selanjutnya, pada 2015 penanaman tanaman kehutanan dan ujicoba penanaman buah naga seluas 2,2 hektare, 2016 pertengahan dimulai pembangunan Kampoeng Reklamasi diawali dgn penataan lahan, penanaman tanaman buah dan tanaman endemik Pulau Bangka yaitu Pelawan, 2017 penyusunan masterplan kampoeng reklamasi dan perluasan penanaman tanaman buah-buahan dan hortikultura lainnya.

Pada 2018 PT Timah berkerja sama dengan yayasan Animal Lovers of Bangka Island (ALOBI) dalam hal pengembangan Pusat Penyelamatan Satwa dan 2019 perluasan enam hektare untuk penanaman tanaman buah dan pemanfaatan kolong yaitu, budidaya ikan, kerjasama dengan Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan Palembang di kawasan ini.

"Sebelumnya, kondisi rona awal bekas tambang ini merupakan tailing, kolong, rawa dan vegetasi dengan topografi lahan yang belum stabil," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019