PT Timah Tbk akan membangun smelter pengolahan dan pemurnian mineral serta timah kadar rendah dengan menggunakan teknologi terbaru EPCC TSL Furnace Ausmelt 40.000 Crude Tin di Muntok Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sebagai upaya perusahaan untuk mengolah cadangan tambang masa depan.

"Kita sudah kick off meeting dengan PT Wijaya Karya untuk pengerjaan proyek EPCC TSL Furnace Ausmelt 40.000 Crude Tin yang nantinya akan dilanjutkan dengan ground breaking (peletakan batu pertama) pada 30 Januari 2020," kata Direktur Operasi dan Produksi PT Timah Tbk Alwin Albar di Pangkal Pinang, Rabu.

Ia mengatakan pembangunan tanur baru dengan teknologi terbaru ini sebagai upaya PT Timah untuk mengolah cadangan tambang perusahaan di masa mendatang. Sebagaimana diketahui cadangan timah terus berkurang setelah ditambang sejak ratusan tahun lalu.

"Pembangunan tanur pengolahan pemurnian dengan kapasitas 40.000 ton ini akan dikerjakan oleh PT Wijaya Karya,  yang pembangunannya akan dimulai dalam waktu dekat ini," ujarnya.

Menurut dia, jika hanya mengandalkan teknologi yang ada saat ini dengan kondisi cadangan timah aluvial yang sudah berkurang dikhawatirkan ke depan menjadi tidak ekonomis lagi. Dengan teknologi terbaru itu nantinya, kata dia, bisa beroperasi untuk deposit bijih timah batuan inti (primary rock) namun dengan kadar timah yang lebih rendah.

"Kita bangun ini karena masa depan mineral lebih sulit, kalau dulu Indonesia kaya sekali, di permukaan saja ada timah. Tetapi sekarang kondisi depositnya tidak sebanyak dulu. PT Timah mempersiapkan ini untuk mengolah mineral yang dari batuan," katanya.

Ia menambahkan pengerjaan tanur dengan teknologi baru ini oleh PT Wijaya Karya merupakan bentuk sinergi BUMN dan pembangunan smelter ini merupakan salah satu proyek strategis dari induk BUMN tambang, MIND ID.

"Dalam pelaksanaannya ini, kami sangat menekankan sekali soal safety dan kami percaya PT Wijaya Karya dapat menyelesaikan ini," ujarnya.

Direktur Operasional PT Wijaya Karya Bambang Pramojo mengapresiasi PT Timah yang telah mempercayakan pengerjaan proyek ini kepada pihaknya. Rencananya proyek ini akan diselesaikan dalam waktu 19 bulan sehingga 2021 sudah bisa dioperasionalkan.

"Kami bangga menjadi bagian dari mewujudkan mimpi besarnya PT Timah untuk menjadi produsen timah nomor satu di dunia dan proyek ini cukup menjadi tantangan bagi kami, karena harus diselesaikan dalam 19 bulan dengan standar kualitas yang bagus dan standar safety, ini bukan waktu yang lama. Tapi kami yakin dengan kerja sama semua pihak ini dapat diselesaikan," katanya.

Ia mengatakan keberhasilan pembangunan proyek ini harus didukung oleh semua pihak. Ditambah dengan penggunaan teknologi ini harus dilakukan sistem engineering yang dalam penyelarasannya membutuhkan kerja sama yang tinggi.

"Teknologi kita akan menggunakan ausmelt Australia autotech sudah cukup dikenal, kunci utama di teknologi. Teknologi kita konsepkan dengan detail engineering karena ini sudah edisi dan ini harus urut, ini yang sering menghambat. Waktu penyelarasan engineering ini sangat penting kerja sama dari dua belah pihak dan memerlukan waktu yang panjang," katanya.

 

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020