Pangkalpinang, Babel (ANTARA) - Produksi bijih timah PT Timah Tbk Kuartal I-2024 mencapai 5.360 ton atau naik 29,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang sebesar 4.139 ton.
"Saat ini fokus perseroan pada peningkatan produksi melalui penambahan alat tambang dan
pembukaan lokasi baru," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk Fina Eliani dalam keterangan pers diterima di Pangkalpinang, Bangka Belitung (Babel), Rabu.
Untuk produksi logam naik 12,7 persen menjadi 4.475 ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 3.970 ton.
Sementara penjualan logam timah turun 17 persen menjadi 3.524 ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4.246 ton.
Sementara itu harga jual rata-rata logam timah sebesar 27.071 dolar AS per metrik ton atau naik 1,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 26.573 dolar AS per metrik ton.
"Dalam kurun waktu tersebut, PT Timah mencatatkan ekspor timah sebanyak 91 persen dengan 6 besar negara tujuan ekspor meliputi Singapura 22 persen, Korea Selatan 14 persen; Amerika Serikat 11 persen; Jepang 9 persen, India 8 persen dan Belanda 8 persen," katanya.
Ia menyatakan di tengah ketidakpastian kondisi global, penurunan stok di bursa LME dan Shanghai serta gangguan politik di negara-negara pengekspor logam timah menghambat rantai pasokan logam
timah secara global sehingga menjadi salah satu penyebab kenaikan harga logam timah dunia di bursa LME.
"Momentum tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Perseroan seiring dengan upaya meningkatkan kinerja produksi dan operasi secara signifikan di tengah perbaikan tata kelola pertimahan di Indonesia sehingga Perseroan berhasil mencatatkan laba positif," katanya.